Majalengka 'Mendidih' Rekor Suhu Terpanas Sampai 40 Derajat Celsius

Majalengka 'Mendidih' Rekor Suhu Terpanas Sampai 40 Derajat Celsius

Rekor suhu udara terpanas di Kabupaten Majalengka. -BMKG Kertajati-radarcirebon.com

MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM - Catatan rekor suhu terpanas yang pernah terjadi di Kabupaten Majalengka yang mencapai 40 derajat celcius pada Kamis, 12, Oktober 2002.

Rekor suhu terpanas di Majalengka ini, belum pernah terjadi sebelumnya. Meski suhu udara tertinggi pernah juga mencapai 39,7 derajat celcius.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, rekor suhu terpanas sebelumnya terjadi pada 17 dan 30 Oktober 1997 dengan suhu udara tertinggi 39,4 derajat celcius. 

Kemudian pada 19, November 2006 tercatat rekor suhu udara tertinggi di Majalengka adalah 39,5 derajat celcius.

BACA JUGA:Pengemudi Motor Lawan Arah Penyebab Kecelakaan di Jl Kalijaga Jadi Tersangka, Dijerat 2 Pasal Sekaligus

Rekor tersebut kembali dipecahkan pada 21, Oktober 2022 dengan suhu udara tertinggi 39,7 derajat celcius. 

Menurut keterangan BMKG Kertajati, data tersebut dianalisa dari pengamatan cuaca permukaan oleh Stasiun Meteorologi Kertajati pada tentang waktu 1978 sampai dengan tahun 2022.

Suhu maksimum di Kabupaten Majalengka mencapai titik tertinggi pada rentang waktu Bulan September sampai dengan November dengan kisaran suhu udara 36,8 sampai dengan 40 derajat celcius. 

Penyebab peningkatan suhu udara ini, dikarenakan wilayah Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Majalengka masih berada di musim kemarau.

BACA JUGA:Here We Go! Bulan Ini Bandara Kertajati Beroperasi, Ini Maskapai dan Rute yang Sudah Siap

Kemudian cuaca cenderung cerah dengan tutupan awan yang sangat minim. Kondisi ini memicu paparan matahari yang tidak memiliki penghalang. 

Faktor lain adalah kelembapan udara cenderung rendah pada siang hari, sehingga menyebabkan kulit terasa kering.

Penyebab lainnya adalah gerak semu matahari di periode September sampai dengan November cenderung mendekat ke equator. Sehingga terjadi pemanasan maksimal dan peningkatan suhu udara di wilayah Indonesia. 

Selain itu, peningkatan suhu udara juga dipengaruhi fenomena lokal yakni adanya angin kumbang dari Gunung Ciremai pada Bulan Juli sampai dengan Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: