Magelang-Jogja Tutup

Magelang-Jogja Tutup

MAGELANG - Proses pembersihan Jalur Utama Magelang Jogjakarta dari tumpukan material banjir lahar dingin terus dikebut. Namun, lantaran tingginya volume material yang menumpuk hingga kemarin malam (11/1) jalur tersebut belum bisa dibuka. Pekerjaan baru menyelesaikan 50 persen saja dan diprediksi akan rampung sore hari ini. Pejabat Pembuatan Komitmen Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Budi Sudirman mengatakan pembersihan dan pengerukan material vulkanik jalan Magelang-Jogjakarta hampir selesai, dan akses jalan akan kembali dibuka hari ini, Rabu (12/1). Material lahar dingin dari banjir yang terjadi Minggu kemarin, telah menutup jalan raya Magelang-Jogjakarta sepanjang 700 meter, dengan ketebalan material berkisar dua meter. Volume pasir yang dikeruk dengan menggunakan 10 alat berat ini diperkirakan mencapai 10 ribu meter kubik, jauh lebih banyak dibanding saat terjadi banjir lahar dingin 3 Januari lalu, yang hanya berkisar 7500-8000 meter kubik. Selain membersihkan jalan, Budi mengatakan, bersama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, pihaknya juga melakukan upaya normalisasi sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Pengawas lapangan, Yanto mengatakan proses pengerukan yang telah berjalan lebih dari 40 jam masih menyisakan 50 persen material menumpuk di jalan sepanjang 500 meter. Pembersihan dilakukan dari dua sisi, yakni dari arah Jogja dan dari arah Magelang. Ia memperkirakan, pada Rabu (12/1) sore, pembersihan baru akan selesai. “Tapi saya tidak bisa menjamin, karena pekerjaan ini berpacu dengan waktu,” katanya, kemarin (11/1). Pantauan Radar Semarang (Grup Radar Cirebon), pekerjaan dilakukan dengan cepat. Beberapa kali, petugas harus memantau kondisi cuaca di hulu sungai. “Karena kalau atas hujan kita harus segera menyingkir,” terang dia. Ratusan warga tampak memadati lokasi tersebut. Mereka berdiri di atas imbunan pasir tepi jalan tersebut untuk menyaksikan proses pembersihan. Beberapa di antaranya bahkan berfoto-foto di bekas lokasi sungai Putih. “Mereka jelas mengganggu proses pembersihan, apalagi yang terlalu dekat dengan alat berat,” tambah Yanto. Padahal, akses menuju lokasi yang tertimbun lahar dingin itu telah ditutup, dan kendaraan dilarang masuk kawasan itu. Pada Selasa pagi kemarin, bahkan ada penjaga yang melarang orang masuk, kecuali warga setempat yang dibuktyikan dengan KTP. “Ini dilakukan demi keamanan. Setelah rumah-rumah di kawasan itu tertimbun lahar dingin, warga setempat mengungsi,” kata Kasat Samapta Polres Magelang, AKP I Gede Suarti menambahkan. Kawasan itu, kata dia hanya diperbolehkan untuk warga setempat. Kebanyakan mereka “pulang untuk menengok rumah mereka, meski tak banyak lagi yang bisa diharapkan. Selain itu, mereka juga berupaya mengambil barang yang masih bisa diselamatkan. Kasat Lantas Polres Magelang, AKP Widiyanto meanambahkan, selama pembersihan di badan jalan belum selesai, jalan Jogja-Magelang itu belum akan dibuka. Dia menegaskan, pembersihan di lokasi itu menjadi prioritas dan dilakukan secepatnya demi memulihkan mobilitas warga. Apalagi, sejumlah kendaraan besar seperti truk dan tronton memilih menunggu jalan dibuka, daripada memutar jalan melalui Kalibawang-Kulonprogo. “Mungkin mereka mempertimbangkan biaya BBM, jasi memilih menunggu. Tapi kami telah menyiapkan kantong untuk parkir kendaraan besar, seperti dekat RSPD Muntilan,” ujarnya. Selama masih ditutup, kata dia, jalur Magelang-Jogja dialihkan melewati Purworejo atau Klaten. Selain itu, beberapa jalur alternatif lain seperti melewati Kabupaten Kulon Progo juga banyak digunakan. “Tapi sejauh ini arus masih relatif lancar. Mungkin hanya padat merayap di beberapa titik,” terangnya. (vie)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: