Hati-Hati Bisa Tertular! Ternyata Begini Cara Penyebaran Virus Cacar Monyet

Hati-Hati Bisa Tertular! Ternyata Begini Cara Penyebaran Virus Cacar Monyet

Penyakit cacar monyet -Pixabay-

Beberapa cara penularan virus monkeypox meliputi:

1. Kontak Langsung dengan Hewan Terinfeksi, hal ini bisa melibatkan cakaran atau gigitan hewan yang sudah terinfeksi virus monkeypox.

2. Mengonsumsi daging dari hewan liar yang sudah terinfeksi virus monkeypox merupakan risiko penularan.

3. Virus dapat masuk ke tubuh melalui kontaminasi benda-benda yang terkena virus monkeypox.

BACA JUGA:Hari Ini, DCT Pemilu 2024 Sudah Bisa Dilihat Melalui Website KPU RI dan Media Massa

4 Penularan virus juga dapat terjadi melalui luka terbuka pada kulit, saluran pernapasan, atau selaput lendir pada mata, hidung, atau mulut.

5. Penularan virus ini dapat terjadi dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh individu yang menderita cacar monyet.

6. Virus ini juga dapat menular melalui plasenta dari ibu hamil ke janin.

7. Paparan cairan tubuh atau darah dari hewan buruan yang terinfeksi juga dapat memicu penularan melalui luka terbuka pada tubuh. Penting untuk memperhatikan penggunaan produk hewan, seperti daging, yang berasal dari hewan yang terinfeksi.

8. Penggunaan barang-barang pribadi bersama dengan pengidap cacar monyet juga dapat menjadi salah satu cara penularan.

BACA JUGA:Izin Usaha PT Asuransi Jiwa Prolife Indonesia Dicabut OJK, Begini Masalahnya

Gejala yang muncul pada manusia akibat cacar monyet mirip dengan gejala cacar, meskipun cenderung lebih ringan.

Perbedaan utama antara gejala cacar dan cacar monyet adalah pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang terjadi pada cacar monyet. Gejala cacar monyet mencakup:

* Demam
* Sakit kepala yang terkadang bisa sangat parah
* Nyeri otot
* Sakit punggung
* Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang biasanya terasa di leher, ketiak, atau selangkangan
* Rasa panas dingin
* Kelelahan

Fase erupsi terjadi sekitar 1-3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah fase prodromal. Pada fase erupsi, ruam atau lesi kulit muncul, biasanya dimulai dari wajah dan secara bertahap menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Lesi ini awalnya berbentuk bintik merah seperti cacar (maculopapular), kemudian berkembang menjadi lepuhan yang berisi cairan bening atau nanah, yang akhirnya mengeras atau membentuk keropeng sebelum rontok.

BACA JUGA:Himbauan Densus 88: Waspadai Aksi Damai Bela Palestina Ditunggangi Kepentingan untuk Pendanaan Teroris

Gejala cacar monyet biasanya berlangsung selama 2-4 minggu sebelum lesi menghilang dan rontok.

Monkeypox adalah jenis penyakit yang bisa sembuh sendiri, dan saat ini belum ada pengobatan khusus yang tersedia.

Cacar monyet dapat didiagnosis secara pasti melalui pemeriksaan laboratorium yang mempertimbangkan penyakit kulit lainnya seperti cacar smallpox, cacar air, campak, infeksi bakteri pada kulit, kudis, sifilis, dan reaksi alergi terhadap obat.

Tindakan pencegahan selalu dianjurkan, terutama untuk melindungi anak-anak yang mungkin lebih rentan terhadap infeksi virus monkeypox.

Pencegahan melibatkan langkah-langkah seperti menghindari kontak dengan hewan yang mungkin menjadi reservoir virus, tidak berkontak fisik dengan individu yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, memasak daging dengan baik, menjaga kebersihan tangan, menggunakan alat pelindung diri saat merawat pasien.

BACA JUGA:MKMK Diharapkan Berlaku Adil Dalam Memutuskan Perkara Dugaan Pelanggaran Kode Etik MK

Dan memastikan anak-anak mendapatkan vaksin cacar air untuk memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.

Jika kamu mengalami gejala dan tanda cacar monyet, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit atau pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (Rayhan Syafaturrafi Agil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: