Waspadai Virus Flu Burung,20 Ekor Unggas Positif Terjangkit H5N1

Waspadai Virus Flu Burung,20 Ekor Unggas Positif Terjangkit H5N1

CINIRU- Sebanyak 20 ekor unggas milik warga di Dusun Buyut Saur, Desa/Kecamatan Ciniru, positif flu burung (H5N1). Hal tersebut diketahui setelah dilakukan rapid tes. Hewan unggas yang mati itu milik tiga warga, yakni Tarman sebanyak 11 ekor ayam dan satu entog. Kemudian milik Didin, sebanyak tujuh ekor ayam dan Saku satu ekor ayam. Kematian unggas itu terjadi sejak tanggal 5 Februari. Warga sendiri baru melaporkan dua hari kemudian ke pihak petugas puskeswan (pusat kesehatan hewan). Setelah dilakukan rapid test oleh petugas dari Puskeswan Kuningan hasilnya positif unggas-unggas yang mati tersebut terjangkit virus flu burung. Agar tidak menyebar, pihak puskewan melakukan penyemprotan terhadap 27 kandang ayam milik warga, kemarin (10/2). “Harusnya sih semua unggas yang ada di sini dimusnahkan atau minimal dikarantina. Hal ini agar virus tidak menyebar ke unggas ataupun ke manusia,” ucap Diah Eny Endahyati yang merupakan dokter hewan yang melakukan rapid test pada hewan yang mati, kepada Radar kemarin (10/2). Menurutnya, kondisi di lapangan sudah tidak ditemukan unggas yang mati. Ia berharap, dengan adanya penyemprotan disinfektan, virus tidak menyebar. Bukan hanya penyemprotan, pihaknya juga melakukan penyuluhan, yakni antisipasi awal agar tidak terkena virus. Ia mengimbau kepada warga yang memiliki kandang ayam untuk waspada dan terus rutin membersihkan kandang dengan menggunakan cairan ditergen. Kemudian ketika unggas ada yang mati harus dibakar atau dikubur, jangan dibuang ke sungai yang nantinya bisa menyebar ke warga. “Ini kejadian pertama di Kuningan salama 2014. Mudah-mudahan tidak ada kajadian lanjutan,” ujarnya. Usai dari Ciniru, lanjut dia, tim puskeswan langsung menuju Desa Pamupukan yang tidak jauh dari Ciniru. Hal ini karena ada laporan ayam yang mati, namun jumlahnya tidak banyak. “Kami langsung ke sana, kalau ternyata negatif kami hanya melakukan penyuluhan kepada warga,” tandas wanita asal Yogyakarta ini. Sementara menurut Sutarman, tidak mau dimusnahkannya unggas miliknya yang masih hidup karena yakin tidak terkena virus flu burung setelah adanya penyemprotan disinfektan. Terlalu sayang jika dimusnakan, karena ia mengaku tidak memiliki unggas yang lain. “Saya percaya kalau sudah disemprot, virusnya mati sehingga unggas yang lainnya tidak akan terkena,” ujarnya. Sutarman mengaku, unggas miliknya mati setelah mengalami demam dan batuk. Setelah diperisksa ke puskesmas ternyata hanya demam biasa. Ia sedikit khawatir terkena flu burung. Terpisah, Kadus Buyut Saur Rakim mengatakan, jika unggas yang ada dimusnakan siapa yang mau menganti rugi? Pihaknya yakin, jika ada uang ganti rugi warga mau unggasnya dimusnahkan. “Warga yang dari kecil memilihara terus tiba-tiba dimusnakan pasti tidak mau terima karena mereka kan rugi,” jelasnya. Sementara itu, Kadis Pertanian, Perikanan dan Peternakan Ir Bunbun Budhiyasa menyebutkan, langkah penyemportan disinfektan bukan langkah terakhir yang dilakukan pemerintah. Pihaknya, pada Selasa pagi akan melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga sekitar. Hal ini dilakukan, lanjut dia, untuk mengantisipasi adanya penyebaran virus flu burung terhadap manusia. Tim yang datang bukan dari Kuningan, tapi dari Provinsi Jabar, termasuk dari rumah sakit RS Hasan Sadikin Bandung. “Dengan cara seperti ini tidak akan ada penyebaran ke manusia. Ini penting dan selalu seperti ini prosedur yang kita lakukan,” ucap dia yang menyebutkan kasus ini merupakan kali pertama pada tahun ini. Pihaknya selama ini selalu berupaya melakukan sosialisasi agar serangan flu burung tidak terjadi. Sebab, dengan cuaca seperti saat ini biasanya flu tidak hanya menyerang di wilayah di Kuningan, tapi juga di daerah lain. “Yang paling penting hingga saat ini tidak ada warga yang terkena flu burung,” ujar Bunbun. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: