Kiai Imam Jazuli : Arahan PBNU Pilih Capres Tertentu Tak Pengaruhi NU Kultural

Kiai Imam Jazuli : Arahan PBNU Pilih Capres Tertentu Tak Pengaruhi NU Kultural

ANGKAT BICARA. Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, KH Imam Jazuli angkat bicara soal arahan PBNU ke Paslon capres - cawapres tertentu.-Samsul Huda-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Konstalasi politik pilpres kian panas. Utamanya saling klaim suara di tubuh Nahdlatul Ulama (NU). Pasalnya, suara ormas Islam terbesar di Indonesia itu dianggap paling berpengaruh dalam pesta demokrasi. Sebagai penentu kemenangan. Berbagai manuver petinggi NU misalnya, yang mengarahkan memilih salah satu paslon.

Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, KH Imam Jazuli mengingatkan para kader PKB agar jangan terpengaruh atas arahan PBNU untuk memilih salah satu paslon Capres-Cawapres tertentu. Ia menilai, arahan PBNU untuk memilih Paslon Capres-Cawapres nomor urut 02 pun, tidak akan berpengaruh. Terutama bagi warga NU kultural.

“Kita sudah tahu bahwa kekuatan NU itu berada di level masyarakat kulturalnya dalam hal sikap politik. Mereka sangat ideologis. Sementara untuk NU struktural, kebanyakan hanya berpikir pragmatis dan sesaat," kata Kiai Jazuli di hadapan ratusan relawan pemenangan AMIN, se Ciayumajakuning saat menggalang konsolidasi di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon, kemarin.  

Artinya, kata Jazuli, tidak perlu khawatir karena pengaruh NU struktural pada penentuan kepemimpinan nasional selama ini hanya kosong-kosong koma, alias tidak ngaruh,” terang Jazuli yang juga Penasehat Nasional Tim Amin (Anis Muhaimin).

BACA JUGA:Orang Tua Pelaku Pembunuhan di Susukan Cirebon Beri Motor untuk Keluarga Korban, Oh Ini Tujuannya

Karenanya, ia berpesan Kepada para kader PKB, agar tidak terpengaruh oleh siasat NU struktural (PBNU) yang melakukan berbagai cara untuk menjauhkan warga NU dari PKB dengan kedok netralitas, namun dibalik itu justru ada pengarahan ke pasangan tertentu.

Ia pun mengungkapkan fakta. Pada 2004, pasangan Mega-Hasyim bertarung berhadapan dengan SBY-JK. “Kurang apanya itu? PDIP partai besar, sedangkan PBNU mengklaim umatnya 100 juta dengan Pak Hasyim sebagai pimpinannya. Semua perangkat NU struktural sudah dikerahkan untuk pemenangan, tapi apa hasilnya? Mega-Hasyim kalah," katanya.

Bahkan dalam perhelatan itu, perolehannya hanya 26,61 persen, yang setara dengan 31.569.104 suara, padahal PDIP adalah partai besar yang perolehan suaranya di tahun 1999 sebesar 33,75 persen (35,62 juta suara). Artinya, lanjut Imam Jazuli, tetap tidak berpengaruh.

“Saya berkomunikasi dengan sejumlah lembaga survei nasional terkait pengaruh arahan PBNU pada Paslon 02. Ternyata tidak ada angka yang membedakan antara sebelum dan sesudah ada arahan itu," ungkapnya.

BACA JUGA:7 Tanda Pria Mulai Menyukaimu dari Cara Chat Mu dan Mencari Perhatian si Dia Melalui Medsos

Bukti lainnya adalah PKB. Meksipun PBNU di bawah Gus Yahya ini melakukan berbagai cara untuk menjauhkan warga NU kultural dari PKB dengan alasan politik kebangsaan, netralitas, dan macam-macam alasannya, kenyataannya PKB justru semakin besar.

"Banyak Pilkada yang didukung PCNU tapi tidak berpengaruh ke hasil. Ada jarak antara NU struktural (pengurus PBNU) dan NU kultural. “Jadi, enggak ngaruh, paling hanya nol, nol, koma,” ungkapnya sekali lagi.

Ia pun menekankan seluruh relawan dan partai pengusung (PKB, Nasdem, PKS, dan Ummat), untuk kerja keras dan kerja cerdas dalam kampanye. "Abaikan group WA dan medsos karena sudah ada yang mengurus," paparnya.

Kiai lulusan Al-Azhar Kairo ini memberikan rahasia kemenangan Partai FIS (Front Islamic du Salut) di Al-Jazair era 90-an, yang menang melawan partai penguasa yang sudah 40 tahun memimpin. FIS hanya boleh ikut pemilu tapi tidak boleh berkampanye terbuka.

BACA JUGA:5 Urutan Zodiak yang Ditakdirkan Menjadi Orang yang Popular dan Mudah Mencapai Ketenaran

"Dengan mengusung isu perubahan Al-Jazair,  turun ruang grassroot, gerilya ke kantong-kantong publik, akhirnya FIS memenangi pertarungan. FIS bahkan mampu menguasai 81 persen kursi parlemen," tandasnya.

Oleh karenanya, langkah terpenting bagi relawan, memahami agenda perubahan yang akan diperjuangan AMIN ketika sudah menang dengan narasi yang langsung menyentuh keadaan masyarakat. "Saya yakin semua relawan dan partai pengusung mampu dan punya pengaruh suara yang signifikan asal bekerja dengan keras dan cerdas,” pungkasnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: