Semakin Kuat dan Hebat, BRI Cetak Laba Rp60,4 Triliun Melalui Pajak & Dividen, Laba Ini Akan Kembali ke Negara

Semakin Kuat dan Hebat, BRI Cetak Laba Rp60,4 Triliun Melalui Pajak & Dividen, Laba Ini Akan Kembali ke Negara

Semakin Kuat dan Hebat, BRI Cetak Laba Rp60,4 Triliun Melalui Pajak & Dividen, Laba Ini Akan Kembali ke Negara Untuk Rakyat-ist-radarcirebon.com

Keberhasilan BRI Group mengintegrasikan nasabah di segmen ultra mikro tersebut berdampak terhadap penurunan jumlah nasabah yang belum mendapatkan akses keuangan formal.

BACA JUGA:Dibongkar Kapolresta Cirebon, Ini Dia Alasan Rahman Mengincar Kepala Cabang Koperasi di Arjawinangun

Keberhasilan holding ultra mikro tersebut juga dibagikan Sunarso di World Economic Forum 2024. Salah satunya adalah pemberdayaan pelaku usaha wanita di segmen ultra mikro oleh PNM yang mampu menyalurkan Rp41,6 triliun kepada 15 juta pelaku usaha wanita melalui PNM Mekaar.

Apabila dibandingkan dengan Grameen Bank, lembaga pembiayaan di Bangladesh penerima hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006. Dari situs resminya, Grameen Bank secara akumulasi telah menyalurkan pinjaman kepada 10,5 juta orang. Sama seperti PNM, mayoritas nasabah lembaga tersebut adalah kalangan perempuan yang mencapai 97%.

“Oleh karenanya PNM yang tergabung dalam Holding Ultra Mikro, kini pantas mengklaim dirinya sebagai group lending terbesar di dunia. Hal ini merupakan wujud BRI Group dalam melakukan pemberdayaan kepada wanita prasejahtera (underprivileged women) dan mendukung pencapaian SDGs khususnya yang terkait dengan kesetaraan gender”, jelas Sunarso.

Tak hanya berhasil mengakselerasi penyaluran kredit hingga diatas pencapaian industri perbankan nasional, BRI juga mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Tercatat NPL BRI hingga akhir Desember 2023 terkendali di level 2,95% dengan NPL Coverage sebesar 229,09%. Sementara itu Loan at Risk (LAR) BRI tercatat sebesar 13,8% pada akhir Desember 2023, dimana angka ini sudah menurun signifikan apabila dibandingkan dengan LAR BRI pada posisi tertinggi saat puncak COVID di September 2020 yakni sebesar 29,8%.

BACA JUGA:Dibongkar Kapolresta Cirebon, Ini Dia Alasan Rahman Mengincar Kepala Cabang Koperasi di Arjawinangun

“Kemampuan BRI dalam mengelola NPL dibawah 3% tersebut membuktikan prinsip risk management telah dijalankan dengan baik oleh BRI mengingat mayoritas portofolio BRI ada di segmen UMKM”, tambah Sunarso.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir Desember 2023 BRI berhasil menghimpun DPK sebesar Rp1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9% yoy.

Pencapaian ini juga lebih baik dibandingkan dengan DPK industri perbankan nasional yang tumbuh 3,8% secara yoy pada akhir Desember 2023. Penghimpunan DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) dengan presentase mencapai 64,4% atau setara dengan Rp874,1 triliun.

Di tengah ketatnya likuiditas perbankan nasional dampak dari era suku bunga yang tinggi, BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai, dimana tercatat LDR BRI pada akhir Desember 2023 sebesar 84,2%. Selain itu, BRI juga mampu menjaga rasio kecukupan modal (CAR) di level memadai sebesar 27,3%. Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai tersebut, perseroan masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik di tahun 2024.

BACA JUGA:Tutup Buku Tahun 2023, KTOC Sukses Gelar RAT, Berikut Ini Harapan sang Ketua

Makin Efisien Berkat Digitalisasi
Dari sisi operasional, perseroan mampu untuk terus meningkatkan efisiensi operasionalnya. Hal tersebut tercermin dari rasio Cost to Income Ratio (CIR) yang terus membaik dibanding tahun lalu. CIR BRI pada Desember 2023 tercatat 41,9% atau lebih baik dibandingkan CIR pada akhir Desember 2022 sebesar 47,4%. Meningkatnya efisiensi yang dilakukan oleh perseroan tersebut tak terlepas dari transformasi digital yang terus dijalankan.

“Keberhasilan transformasi digital BRI pun terbukti dari kinerja positif BRImo. Dimana BRImo saat ini telah menjelma sebagai super apps serba bisa yang telah digunakan oleh 31,6 juta users dengan volume transaksi mencapai Rp4.158 triliun atau tumbuh 55,8% yoy per Desember 2023”, ungkap Sunarso.

Di samping itu, transformasi digital untuk memberikan dan menjangkau nasabah dengan lebih luas juga dilakukan dengan adanya AgenBRILink. Dimana hingga akhir Desember 2023, tercatat BRI telah memiliki lebih dari 740 ribu AgenBRILink dengan volume transaksi mencapai sebesar Rp1.427 triliun dan memberikan fee-based income kepada BRI senilai Rp1,5 triliun di sepanjang tahun 2023.

Selain memberikan layanan yang lebih efisien bagi BRI, AgenBRILink merupakan model bisnis economy sharing. Dimana untuk para agen, nilai pendapatan yang mereka terima bisa mencapai 2-3 kali lipat yang diterima oleh BRI. Ini adalah bukti nyata bahwa keberadaan BRI mampu memberikan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: