WASPADA! Banyak File APK Undangan Pemilu 2024 Beredar, Jangan Sampai Klik, Bisa Bahaya

WASPADA! Banyak File APK Undangan Pemilu 2024 Beredar, Jangan Sampai Klik, Bisa Bahaya

Waspada penipuan undangan Pemilu 2024 dengan File APK.-BRI-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM – Menjelang pelaksanaan pemilihan umum, Rabu, 14, Februari 2024, sejumlah modus penipuan kini mengancam masyarakat.

Bahkan mulai marak di media sosial beredar penipuan dengan file dengan ekstensi APK undangan pemilu.

File APK tersebut menyaru dengan penamaan PDF. Sehingga banyak yang pada akhirnya tertipu dan menjadi korban hingga rekening di bank dibobol.

Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk lebih waspada dengan dengan banyaknya modus penipuan digital.

BACA JUGA:Viral Kemunculan Harimau Sumatera Menyeberang Jalan di Lampung, Pengemudi Diminta Hati-hati

Apalagi undangan untuk Pemilu 2024 tidak disebar secara online lewat WhatsApp. Masyarakat dapat mengecek lewat laman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Terkait dengan beredarnya modus penipuan ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga meminta nasabah untuk waspada. Terutama dengan nomor yang tidak dikenal dan tiba-tiba mengirimkan pesan.

Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto meminta para nasabah memperhatikan nomor yang tidak dikenal mengirimkan dokumen dengan akhir penamaan .apk, apalagi yang mengatasnamakan Bank BRI.

“BRI tidak pernah membuka channel di aplikasi chat. BRI sebagai bank yang sangat concern terhadap segala jenis kejahatan bank senantiasa mengimbau dan mengedukasi nasabah untuk lebih waspada dan mengenali berbagai jenis modus penipuan,” ucapnya.

BACA JUGA:7 Cara Menjalin Hubungan dengan Seorang Pria yang Punya Kepribadian Pemalu

File apk menggunakan penamaan Undangan Pemilu atau PPS PEMILU 2024 kini marak disebar untuk memancing korban.

Di sisi lain, oknum penipu masih gencar memanfaatkan kelengahan korbannya dengan gaya lama seperti memberikan undangan pernikahan dan foto paket melalui pesan singkat ataupun whatsapp. 

File- apk tersebut merupakan aplikasi berbahaya karena berisi malware yang bila korban meng-kliknya, pelaku bisa mengakses data pribadi korban untuk disalahgunakan.

Andrijanto menambahkan, melalui campaign yang disebarkan BRI, diharapkan awareness dan kewaspadaan masyarakat semakin meningkat terutama dalam mengenali modus dan praktik modus kejahatan Social Enggineering (Soceng). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: