Sudah Mencapai 5.653 Kasus, Bey Machmudin Instruksikan Rumah Sakit Antisipasi Peningkatan Kasus DBD

Sudah Mencapai 5.653 Kasus, Bey Machmudin Instruksikan Rumah Sakit Antisipasi Peningkatan Kasus DBD

Ilustrasi DBD--

BANDUNG, RADARCIREBON.COM - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin sudah menginstruksikan seluruh rumah sakit untuk siaga mengantisipasi peningkatan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Kami juga minta kepada seluruh rumah sakit agar siaga untuk antisipasi," ucap Bey di Kota Bandung, Jumat 1 Maret 2024.

Bey melaporkan, sampai hari ini, jumlah kasus DBD di Jabar mencapai 5.653 kasus. Dari jumlah tersebut, 41 di antaranya meninggal dunia.

"Sampai hari ini ada 5.653 kasus dengan 41 kasus meninggal dunia," ucapnya.

BACA JUGA:Banjir di Cirebon Timur Terjang 4 Kecamatan, Kuwu Japura Bhakti: Harus Ada Penanganan Serius

BACA JUGA:Terima Kunjungan Bunda PAUD Bantul, Inilah Kesan dan Pesan Pj Wali Kota Cirebon

BACA JUGA:RUPST 2024: BRI Bagikan Dividen Rp48,10 Triliun

Sementara untuk langkah pencegahan, kata Bey, Dinas Kesehatan Jabar dan Puskesmas akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar kasus bisa ditekan.

"Untuk langkah preventifnya Dinkes dan Puskesmas saya minta terus lakukan edukasi ke masyarakat. Layanan kesehatannya juga agar bersiap siaga," tuturnya.

Selain itu, Bey mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan agar tidak tertular DBD dari nyamuk yang bersarang di tempat yang kotor.

"Tentunya kita terus ingatkan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan," ucap Bey.

BACA JUGA:Hujat Lebat, Sungai Ciputih dan Singaraja Meluap, Cirebon Timur Diterjang Banjir

BACA JUGA:Fanny Soegiarto Umumkan Mundur Dari Soegi Bornean, Grup Musik yang Populerkan Lagu Asmalibrasi

BACA JUGA:Serius Tanggulangi Stunting, Pj Walikota Cirebon Lakukan Ini

Perlu diketahui, demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang menular melalui nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia. Gejala DBD yang umum adalah demam tinggi dan gejala seperti flu.

Sementara itu, pada DBD yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (syok) dan bahkan kematian.

Jutaan kasus infeksi demam berdarah dengue terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya. DBD paling sering terjadi di Asia Tenggara, pulau-pulau Pasifik barat, Amerika Latin dan Afrika.

Namun, kini penyakit ini telah menyebar ke daerah baru, termasuk wabah lokal di Eropa dan bagian selatan Amerika Serikat.

BACA JUGA:Jadwal Keberangkatan Kereta Api Angkutan Lebaran 2024, Berikut di Stasiun Cirebon dan Prujakan

BACA JUGA:PT KAI Sediakan Kopi Gratis di Stasiun, Cirebon Ada?

BACA JUGA:Gara-gara Komdis PSSI, Nick Kuipers Curhat Begini: Ini Gila!

Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghindari gigitan nyamuk dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi populasi nyamuk.

Banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala DBD. Ketika gejala benar-benar terjadi, ini sering dikira sebagai penyakit lain, seperti flu.

Biasanya gejala DBD akan muncul mulai empat hingga 10 hari setelah mendapat gigitan nyamuk.

Penyakit ini bisa menyebabkan demam tinggi hingga 40 derajat Celsius. Selain itu, beberapa gejala lainnya, antara lain:

  • Sakit kepala.
  • Nyeri otot, tulang atau sendi.
  • Mual dan muntah.
  • Sakit di belakang mata
  • Kelenjar bengkak.
  • Ruam.

BACA JUGA:Tampil Segar dan Bersinar: 7 Pilihan Sabun Wajah untuk Kulit Kering yang Harus Anda Coba

Dalam beberapa kasus, gejala DBD memburuk dan dapat mengancam jiwa. Nama lainnya adalah demam berdarah parah, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue.

DBD yang parah terjadi ketika pembuluh darah menjadi rusak dan bocor. Kondisi ini akan menyebabkan jumlah sel pembentuk gumpalan (trombosit) dalam aliran darah turun.

Hal ini dapat menyebabkan syok, perdarahan internal, kegagalan organ dan bahkan kematian. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase