Longsor Hantam 8 Rumah Warga
DARMA- Delapan rumah warga Blok Wedangtemu, Desa Tugumulya, Kecamatan Darma, dihantam bencana longsoran tanah, Kamis (20/2). Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Sementara kerugian, masih dalam proses penghitungan. Delapan rumah yang tidak beruntung itu milik Swaenah (41), warga RT 6 RW 2, Shahbar (72), Jaja (49), Suwitno (52), dan Martini (43) warga RT 5 RW 2, Ruhedi (44), Santono (50) dan Supriatno (35), warga RT 4 RW 2. Yang terparah, longsoran tanah berbukit di Blok Wedangtemu itu hingga menyeret pinggiran pondasi rumah Shahbar. Betonan pondasi di bagian pojok rumah belakang pria beranak tiga tersebut ambrol. Akibatnya, seluruh pondasi rumah bagian belakang, menggantung. Kondisi itu mengakibatkan kerangka bambu penahan genteng doyong. Rumah Shahbar pun terancam ambruk. Di bagian bawah, longsoran tanah berbukit setinggi kurang lebih 20 meter di belakang rumah Shahbar, praktis menutup halaman rumah Jaja. Kondisi serupa pun, terjadi pada enam rumah lain. Rata-rata halaman rumah warga tertutup lonsgoran tanah berbukit tersebut. Warga harus bergotong royong dan berjibaku membersihkan tumpukan tanah longsoran yang menutupi rumah-rumah. “Longsoran tanah ini serempak, terjadi pukul 20.00 WIB. Saat itu hujan sudah gerimis. Tapi tiba-tiba terdengar suara keras. Semua warga di sini terkejut,” tutur Lurah Dusun Wedangtemu, Suharno kepada Radar. Menurut Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kuningan H Lili Suherli MSi saat meninjau lokasi, dari delapan rumah yang terkena longsor hanya rumah Shahbar yang terparah. Itu pun dinilai Lili tidak banyak menelan kerugian materi. Termasuk tujuh rumah lainnya yang tidak ada kerugian materi. “Akibat longsoran tersebut, delapan rumah di Blok Wedangtemu itu jadi terancam. Harus segera mendapat penanganan,” kata dia. Sesuai survei dan penelitian petugasnya, bentuk penanganan harus dilakukan melalui pembangunan tembok penahan tebing (TPT). Di belakang rumah korban Shahbar, misalnya, harus ada tiga tahap TPT. Di bagian paling bawah dibutuhkan TPT setinggi satu meter, bagian atas tiga meter dan bagian samping 1 meter. “Sedangkan di sekitar tujuh rumah korban lainnya hanya dibutuhkan TPT masing-masing satu meter,” sebut Lili. Ditanya terkait kondisi pondasi rumah Shahbar yang ambrol, sementara waktu Lili belum bisa memasukkannya ke dalam bentuk kerugian, karena menurutnya tidak terlalu berisiko. Hal itu masih bisa diatasi oleh pemilik rumah. Tapi jika memang dibutuhkan bantuan perbaikan, pihaknya siap membantu. Terkait anggaran penanganan, Lili belum memastikan asal muasal anggarannya. “Ya bisa diambil dari anggaran bencana, bisa juga swadaya. Semua bisa dilakukan. Kita belum bisa memastikan itu sekarang,” pungkasnya.(tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: