Kesalahan Memahami Salat Witir Dijelaskan Oleh Buya Yahya dan UAH, Simak Baik-baik!
Kesalahan memahami salat witir dijelaskan oleh Buya Yahya. Foto:-Michael Burrows-pexels.com
BACA JUGA:Dinding Gedung Setda Kota Cirebon Jebol Ternyata Ruang Walikota, GusMul: Sudah Beberapa Kali
Ulama kondang asal Cirebon ini menegaskan, bahwa pemahaman tersebut keliru.
"Misalnya salat tarawih di masjid, langsung witiran. Sampai di rumah, bangun, engga mau salat, kenapa? Sudah aku tutup. Lah, ini ngantuk," tukas Buya Yahya.
"Kalau memang sudah witiran di masjid, yang sudah witirnya sudah selesai, cukup. Tinggal nanti malem bangun untuk qiyamul lail, salat sunah yang lainnya," imbuhnya.
Buya Yahya berharap, umat Islam di Indonesia tidak salah paham lagi mengenai pengertian salat Witir.
BACA JUGA:Pemkab Dapat Kucuran Dana Miliaran rupiah Tangani Banjir Cirebon Timur
"Nabi mengatakan hendaknya, nah ini loh. Jadi kalau Anda witiran di awal waktu, habis Isa, bangun lagi Anda boleh salat seribu rakaat," tandas Buya Yahya.
Senada dengan itu, Ustadz Adi Hidayat juga menjelaskan mengenai hukum melaksanakan salat Witir. Khususnya yang terjadi di bulan Ramadan.
Dalam salah satu ceramahnya, UAH - sapaan karibnya - mengatakan bahwa dirinya lebih sependapat dengan hukum membolehkan salat malam setelah salat witir.
BACA JUGA:5 Tempat Ngabuburit Seru di Cirebon: Nikmati Tradisi dan Kuliner Khas Saat Menunggu Berbuka Puasa
"Witir itu adalah salat untuk menutup rangkaian salat sebelumnya. Ditutup itu, ya. Tapi, bisa dibuka kembali," jelasnya dilansir dari Adi Hidayat Official.
UAH menjelaskan sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melaksanakan salat sunah setelah salat witir.
"Satu kali, Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam sudah witir, ini populer sekali," katanya.
"Ketika selesai witir beliau menduga adzan akan berkumandang, tapi ternyata ketika dilihat, masih ada jeda waktu cukup lama. Maka kemudian beliau salat lagi," jelas UAH. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: