Kelud Siaga, Pengungsi Boleh Pulang, Gubernur Jatim Cairkan 100 Milyar

Kelud Siaga, Pengungsi Boleh Pulang, Gubernur Jatim Cairkan 100 Milyar

KEDIRI - Setelah meletus 13 Agustus Februari lalu, mengutip Harian Umum Radar Cirebon, Jumat (21/2), kondisi Gunung Kelud kini makin menurun dan stabil. Kepala BNPB Syamsul Maarif dalam keterangan persnya kemarin menjelaskan, penurunan aktivitas Kelud ditunjukkan oleh data aktivitas vulkanik. Lebih lanjut, Syamsul Maarif melalui Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan bahwa dengan penurunan status Siaga maka masyarakat boleh pulang. Tapi masyarakat harus tetap waspada terhadap ancaman lahar hujan. Selanjutnya, penanganan pemulangan pengungsi dan perbaikan rumah serta sarana dan prasarana (sarpras) akan dipimpin Gubernur Jawa Timur. Pemerintah Pusat akan tetap mendampingi pemerintah daerah setempat dalam penanganan bencana. Syamsul Maarif menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim), Pemerintah Kabupaten Kediri, Blitar, Malang, Jombang dan Kota Batu bersama TNI, Polri, unsur pusat dari kementerian/lembaga, relawan dan masyarakat yang telah melakukan penanganan dengan kompak, memiliki solidaritas dan kesiapsiagaan tinggi. Gubernur juga telah langsung mengalokasikan dana untuk penanganan hingga rehabilitasi dan rekonstruksi nantinya. Status Gunung Kelud diturunkan dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), pada Kamis (20/2). Data aktivitas vulkanik sejak 14 Februari 2014 hingga 20 Februari 2014, tidak ada gempa-gempa vulkanik dan tremor sehingga Kelud tidak akan meletus lagi sementara ini. Tidak ada aktivitas masyarakat di radius 5 km dan di bantaran sungai dari ancaman lahar hujan. Gubernur Jatim, Sukarwo, mengatakan telah mencairkan Rp 100 milyar untuk penanganan perbaikan, seperti kerusakan fisik. Rp 1 milyar telah disiapkan untuk belanja material. Data kerusakan akan dilakukan verfikasi hingga Sabtu (22/1) secara berjenjang dari kelurahan hingga kecamatan. Universitas Brawijaya berperan sebagai fasilitator. Organisasi telah disusun dengan tiga cluster yaitu cluster pemulangan pengungsi yang dipimpin Wakil Gubernur Jatim, cluster ketertiban masyarakat dipimpin Kapolda Jatim dan cluster perbaikan rumah dan sarpras oleh Pangdam Brawijaya. Rumah, air bersih dan listrik adalah prioritas utama. Hari Minggu nanti (23/2) akan dikerahkan material untuk perbaikan kerusakan. Senin atau Selasa (24-25/2) akan dilakukan perbaikan fisik oleh TNI, Polri, dinas terkait dan relawan. Target dua minggu harus selesai semuanya. (wb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: