Elektabilitas Mega Salip Jokowi

Elektabilitas Mega Salip Jokowi

JAKARTA - Ada perubahan elektabilitas tokoh berdasarkan survei yang dirilis Indonesia Network Elections Survey (INES), kemarin. Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mulai mengungguli elektabilitas Joko Widodo alias Jokowi. Padahal dalam beberapa bulan terakhir elektabilitas Gubernur DKI Jakarta itu nyaris tidak ada lawan. “Berdasar hasil survei kami, elektabilitas Jokowi terjun bebas,” kata Direktur INES Irwan Suhanto dalam pemaparan hasil surveinya di Jakarta. Irwan menerangkan Jokowi jauh di bawah elektabilitas Megawati. Hal ini berbanding terbalik dengan lembaga survei lainnya yang justru menempatkan nama Ketua Umum PDIP ini selalu berada di rangking lima ke bawah. “Hasil temuan kami, Jokowi terus menurun, dan Megawati justru mengalami kenaikan dalam persentase survei INES Oktober 2012, yaitu dari 13,16 menjadi 17,2 persen pada Maret 2013. Kini di survei terbaru, Jokowi di urutan kedua yakni dengan raihan 19,5 persen,” ungkap Irwan. Hasil survei INES itu dilakukan pada 1-14 Februari dengan metode wawancara lapangan dan questioner, dengan responden 7.937 yang punya hak pilih. Confidential Interval kurang lebih 1.27 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Dari hasil survei itu, di urutan pertama ada Prabowo dengan 40,8 persen, urutan ketiga ada Aburizal Bakrie dengan 11,3 persen dan urutan berikutnya diisi Wiranto dan Dahlan Iskan yang sama-sama hampir meraih 7 persen. Irwan pun menjelaskan beberapa variabel yang menyebabkan elektabilitas Jokowi jatuh. Selain masalah banjir dan macet yang masih mendera Jakarta, permasalahan lain adalah konflik kepentingan di internal PDIP. “Jokowi dinilai belum mampu menyelesaikan Jakarta. Alasan paling utama lainnya adalah belum diumumkannya capres oleh PDIP, dan terjadinya penolakan keberadaan Projo (Pro Jokowi) oleh elite PDIP,” ungkapnya. Selain kejutan itu, hasil survei yang dirilis dengan tajuk ‘Siapa Menabur Akan Menuai’ ini juga liar dalam penempatan elektabilitas partai politik (parpol). Kejutannya, ada peningkatan Partai Hanura yang mulai menanjak sejak bos MNC grup Hary Tanoesoedibjo bergabung ke partai pimpinan Wiranto itu. “Dalam survei ditemukan bahwa Partai Gerindra dan Partai Hanura adalah partai yang mengalami kenaikan trend elektabilitas selama 3 kali survei yang kami lakukan sejak Oktober 2012. Hal itu dikarenakan tingginya pemunculan iklan di sejumlah media massa,” terangnya. Sedangkan untuk partai yang dianggap tidak menarik adalah PBB diikuti PKS. Sementara itu, Partai Demokrat dinilai sebagai partai dengan citra paling jelek oleh masyarakat. Itu terkait berbagai masalah yang merundung partai besutan SBY tersebut. “Partai Demokrat mempunyai tingkat perilaku korupsi yang sangat tinggi, yaitu 96,4 persen, disusul Golkar 89,3 persen dan PKS 88,3 persen. Sedangkan partai yang mempunyai tingkat perilaku korupsi terendah adalah Partai Hanura dan Partai Gerindra dengan 21,9 dan 7,8 persen,” papar Irwan. (dil) Hasil Survei INES Februari 2014 PDIP 26,7 persen Gerindra 26,6 persen Golkar 14,8 persen Hanura 7,5 persen NasDem 6,9 persen Demokrat 4,3 persen PPP 3,6 persen PAN 2,6 persen PKB 2,6 persen PKS 2,1 persen PBB 1,2 persen PKPI 1,1 persen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: