Blair Ngotot Keabsahan Invasi ke Iraq

Blair Ngotot Keabsahan Invasi ke Iraq

LONDON - Meski secara formal sudah berakhir sejak 31 Agustus lalu, Perang Iraq masih menyisakan banyak tugas bagi pemerintah Inggris. Salah satunya, menuntaskan investigasi kebijakan London yang memilih mendukung Washington dalam perang. Kemarin (21/1), untuk kali kedua, Tony Blair kembali menjalani interogasi. Di hadapan tim investigasi pe­rang Iraq yang dibentuk London, man­tan kepala pemerintahan Inggris itu menegaskan lagi dukungannya terhadap invasi Amerika Serikat 2003 lalu. Invasi militer yang lantas berkembang menjadi perang itu, menurut Blair, tidak salah, meski Peter Goldsmith, jak­sa agung Inggris kala itu, me­larang dia mendukung invasi AS, politikus 57 tahun tersebut bergeming. “Dalam peninjauan kembali, saya meminta dia (Goldsmith) mendampingi tim negosiasi. Saya juga menyarankan dia untuk berunding kembali dengan tim pengacara AS pada November 2002,” kata Blair seperti dikutip Agence France-Presse. Kemarin, agenda utama sesi tanya jawab itu adalah meluruskan perbedaan keterangan Blair dengan bukti-bukti yang ada. Termasuk, kesaksian Goldsmith. Secara tertulis, Blair juga me­ngaku mendapatkan dua kali ma­sukan dari Goldsmith soal ke­bijakan Perang Iraq. Dua ma­sukan tersebut disampaikan pa­da 14 dan 30 Januari 2003. Sa­at itu, Goldsmith menyatakan bah­wa AS membutuhkan resolusi tambahan dari PBB untuk menjadikan invasi militer ke Iraq sebagai tindakan yang sah. Namun, Blair ngotot dan berdalih invasi militer tersebut hanya bersifat sementara. “Dia (Goldsmith) lantas mengubah pendiriannya. Jika dia tidak begitu, maka Inggris tidak akan dan tentunya tidak bisa berpartisipasi dalam aksi menggulingkan Saddam (Hussein),” tandas Blair dalam pernyataan tertulisnya. Dengan tegas, dia menyebut keterlibatan Goldsmith dalam kebijakan yang belakangan mengganjal karir politiknya tersebut. Tapi, Goldsmith menepis ke­te­rangan tersebut. Terpisah, politikus 61 tahun itu mengatakan bahwa Blair terlalu optimistis tentang keabsahan invasi militer AS ke Iraq. “Kepada publik, dia memberikan pernyataan seolah-olah Inggris berhak mendukung invasi militer AS tanpa restu PBB. Padahal, kenyataannya bertolak belakang,” kritiknya. Kemarin, sedikitnya 30 pria menggelar unjuk rasa di London Con­ference Centre. Mereka ber­kumpul di halaman gedung yang terletak di pusat kota itu sejak pagi. Mereka mengusung spanduk bertuliskan “Blair pem­­bohong!” Mereka menjadi sema­kin histeris begitu melihat Blair di bawah pengawalan ketat polisi tiba di gedung tersebut. (hep/ami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: