Rinjani Juni

Rinjani Juni

Puncak Rinjani. Foto:-M Rona Anggie-

Summit beres. Plawangan kembali menanti. Danau Segara Anak riuh memanggil. Setiap tapak Rinjani adalah rasa syukur. Tak mudah menikmati keindahannya. Beberapa sepatu jebol. Ada yang dengkulnya aus. Akhirnya, berjalan kaya baru sunat.

Jalur ke danau curam cui. Banyak batuan gede. Melipir tebing. Lewat jembatan. Perlu 3-4 jam. Masih naik-turun bukit. Kesabaran dan tekad kuat, jadi modal penting mendaki Rinjani. 

Tiba di danau, semilir angin menyapa. Sudah sore. Kabut menutupi permukaannya. Besok lagi berendam Aik Kalak hot springs. Dan terbukti, mantap sekujur tubuh begitu nyemplung. 

Pagi hari, ngopi pinggir danau. Gak hening-hening banget sih. Karena rame tenda pendaki. Bolehlah, buat nenangin pikiran sejenak. Memuji kebesaran-Nya. Memandang Gunung Baru Jari yang dipagari tebing-tebing menawan. 

Pendakian ini mempertemukan saya dengan warga Cirebon lainnya: Teguh Umbara (Taman Cipto). Jadi saling kenal. Eh, bu Orick TK-nya di Cirebon juga. Sempat tinggal di kompleks Pelindo Jalan Cipto, cause sang kakek Kepala Pelabuhan masa itu.

Yang surprise, grup Malaysia (tiga pemuda plus satu pemudi), ternyata si wadon keturunan wong Cherbon. Ayah-ibunya asal Batembat dan Kalitengah, Kecamatan Tengahtani.

“Tiap Idul Fitri kami mudik. Lebaran kemarin (2024) juga pulang,” kata Sarah Ghalibah, yang gak khawatir masuk angin, nanjak gunung dengan udel terbuka.  

Tambah kejutan lagi, mbak Sarah iki ternyata cicit Mang Dharma. Sesepuh alias legend Empal Gentong khas Cirebon. “Ayah kakek aku, ya Mang Dharma,” bebernya.  

Cerita Sarah itu, pas kami bareng satu mobil, usai turun finish pendakian Desa Torean, Rabu (5/6/2024). Saya ke Pelabuhan Lembar, Sarah dkk ke Kuta. 

Perlu satu bab tersendiri, mengulas perjalanan turun via Torean. Start dari Segara Anak, Selasa (4/6/2024), kami bermalam lagi di Pos Kebon Jeruk. Membelah lembah “Jurassic Park”, jeburan di Sungai Kokok Putih, menaiki tiga tangga besi sepuluh meteran, meneguk segarnya mata air Sumber Hirup, merayapi tebing bertali... 

Rinjani makin menjadi! (*)

Special thanks to: Naba Transport & TDA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: