Sudah Masuk Musim Kemarau Kok Masih Ada Hujan? Simak Penjelasan Kepala BMKG..
Logo BMKG--
"Sementara secara umum, musim kemarau di Indonesia berkaitan dengan aktifnya angin monsun timur dari Australia yang bersifat kering,” tambahnya.
Dwikorita Karnawati juga menyatakan bahwa meskipun saat ini sedang memasuki musim kemarau, bukan berarti tidak akan turun hujan sama sekali.
Jadi curah hujan tetap akan terjadi, meski mungkin dalam jumlah yang kurang dari 50 mm per dasarian dan minimal tiga dasarian berturut-turut.
Hal ini merupakan karakteristik dari musim kemarau di Indonesia, dimana intensitas hujan dapat bervariasi di setiap wilayah.
BACA JUGA:PDI Perjuangan Serahkan Surat Tugas ke M Ridho Suganda untuk Menangkan Pilkada Kuningan
BACA JUGA:Penjabat Gubernur Jabar Ingatkan ke ASN Jelang Pilkada: Harus Netral
Selain itu, Dwikorita juga menjelaskan bahwa musim kemarau tidak terjadi secara serempak di seluruh Indonesia, melainkan dengan durasi yang berbeda-beda di setiap daerah.
Meskipun ada wilayah yang sedang mengalami musim kemarau, hal ini tidak selalu berarti kondisi iklim akan menjadi kering dan panas.
Faktor-faktor lain juga turut memengaruhi keragaman iklim di Indonesia, seperti fenomena El Nino/La Nina, Madden Julian Oscillation, serta perubahan suhu permukaan laut di sekitar Indonesia.
Perlu dipahami bahwa sebuah kejadian cuaca tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, melainkan merupakan hasil interaksi dari berbagai elemen yang saling berkaitan.
BACA JUGA:Kecekalaan Beruntun di Tol Cipularang Libatkan 9 Kendaraan, 3 Orang Alami Luka-luka
Disebutkan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau.
Akan tetapi meskipun demikian, bukan berarti hujan tidak akan turun sama sekali.
Menurut Guswanto, sekitar 77,27 persen wilayah Indonesia diprediksi mengalami musim kemarau pada bulan Juli dan Agustus 2024.
Durasi musim kemarau diperkirakan berlangsung selama 3 hingga 15 dasarian, dengan persentase sebanyak 63,95 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase