Proklamasi di Cirebon Lebih Dulu dari Jakarta, Bukan Oleh Soekarno-Hatta

Proklamasi di Cirebon Lebih Dulu dari Jakarta, Bukan Oleh Soekarno-Hatta

Monumen bersejarah Tugu Proklamasi di simpang empat Jalan Siliwangi-Jalan Kartini Kota Cirebon. Foto:-Khoirul Anwarudin-Radarcirebon.com

Monumen berupa Tugu Pensil ini dibangun pada 17 Agustus 1946. Setahun setelah Indonesia merdeka. 

Lantas, mengapa proklamasi kemerdekaan Indonesia lebih dulu di Cirebon dari pada Jakarta?

BACA JUGA:Pilkada Jabar 2024, PDI Perjuangan Berkoalisi dengan PKB Usung Pasangan Ono Surono-Acep Adang Ruhiyat

Menurut pegiat sejarah Cirebon, Mustaqim Asteja, peran Bung Syahrir sangat besar sehingga terlaksananya peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Cirebon. 

Adalah Bung Sjahrir (Sutan Syahrir), seorang tokoh pejuang bawah tanah yang selalu memantau setiap pergerakan situasi peperangan tentara Jepang melalui siaran radio. 

Saat itu, menjelang berakhirnya Perang Dunia II, Jepang semakin terdesak. Mereka mengalami kekalahan demi kekalahan di pos pertempuran di Pasifik dan Asia Tenggara. 

Puncaknya, saat tentara sekutu menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki. Jepang Luluh lantak.

Bung Sjahrir merupakan tokoh pejuang bawah tanah yang selalu memperhatikan perkembangan Perang Dunia dengan cara sembunyi-sembunyi mendengarkan berita dari stasiun radio luar negeri.

Saat itu, semua radio tidak bisa menangkap berita luar negeri karena disegel oleh pemerintah pendudukan Jepang. 

Namun, informasi kekalahan tersebut berhasil tercium oleh beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Sutan Sjahrir. 

Sjahrir kemudian menyiapkan gerakannya untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang. 

“Pihak Jepang berusaha menutupi berita kekalahan tersebut. Namun, berita tersebut akhirnya bocor ke beberapa tokoh, seperti Sutan Sjahrir,” ungkap Mustaqim.

Ketika Sjahrir mendengar berita siaran radio bahwa Jepang hampir kalah, dia ingin kemerdekaan Indonesia segera diproklamasikan. 

Sutan Sjahrir segera menemui Soekarno meminta untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia saat itu juga. 

Tapi permintaan tersebut ditolak Soekarno. Penolakan itu membuat Sutan Sjahrir kecewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: