Tim Arkeologi Percantik Museum Milik Thamrin
KARANGWARENG - Penantian M Thamrin untuk menata Museum Karya Budaya (KB) Sakti miliknya di Desa Kubangdeleg, Kecamatan Karangwareng, terlaksana. Jumat malam (28/1), Museum Geologi Bandung, bersama sepuluh timnya mendatangi rumah Thamrin untuk menata dan mengatur ulang museum. Dari sepuluh orang tersebut, satu diantaranya sebagai ahli arkeologi. “Saya bersyukur Geologi sudah datang dan menata museum, walaupun tidak ada pejabat pemerintah kabupaten yang datang tapi penataan ini tetap berjalan,” tutur Pemilik Museum KB Sakti, M Thamrin. Keadaan museum KB Sakti yang sebelumnya tidak tertata, dengan kedatangan tim geologi menjadi lebih rapih. Karena dilakukan penataan baik letak ataupun pengelompokkan benda temuan Thamrin sehingga akan lebih mudah dipelajari oleh pelajar. Dari pengelompokkan tersebut akan terlihat satu runtutan cerita. Selain itu benda-benda yang termasuk ke dalam penelitian arkeologi zaman pra sejarah seperti, paleolitic, neolitic, paleometalic, arca, keramik China tua, benda-benda bekas pemukiman china di Cirebon pun turut dikelompokkan. Menurut Tim Geologi, Ma’mur ST MHum, kedatangan kali ini adalah untuk mengelompokkan jumlah temuan benda purbakala karena selama ini Thamrin hanya menemukan, tetapi tidak dikelompokkan secara spesifik. Selain itu, lokasi museumnya pun strategis, karena dekat dengan tempat penemuannya. “Kami melakukan pengelompokkan terlebih dahulu, mulai dari jenis vertebrata, avertebrata, mollusca, mineral dan yang lainnya karena yang sudah ada sekarang masih tercampur. Kami pun menata tata letak museum dari nol, sehingga dapat lebih layak untuk dikunjungi oleh umum,” paparnya kepada Radar. Peneliti Utama Balai Arkeologi Bandung, Drs Lutfi Yondyi MHum menjelaskan, keputusan yang melatarbelakangi kedatangannya kali ini adalah sebagai bentuk apresiasi dan rasa salut atas kegigihan Thamrin mencari dan mengumpulkan benda-benda purbakala. “Kami sudah mendapatkan info dari Pak Thamrin bahwa museumnya sudah banyak dikunjungi dengan kondisi museum yang seadanya. Sudah sepantasnya kami merasa bertanggungjawab melakukan penataan terhadap museum yang akan menjadi media pembelajaran bagi para siswa di bidang pendidikan,” jelasnya. Ma’mur menambahkan, penataan ini adalah tahap awal karena waktu kedatangannya sangat sempit. “Apabila ada waktu senggang kami akan mengunjungi blok Nagrak dan Desa Seuseupan. Di sana ada juga benda-benda yang belum terungkap,” imbuhnya. (tta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: