Ratih Kumala di Pekan Sastra Cirebon: Gadis Kretek, Idealisme dan Realitas Penulis

Ratih Kumala di Pekan Sastra Cirebon: Gadis Kretek, Idealisme dan Realitas Penulis

Ratih Kumala, penulis novel Gadis Kretek, saat menjadi pembicara pada Pekan Sastra Cirebon 2024. -Tatang Rusmanta-Radar Cirebon

RADAR CIREBON - Ratih Kumala berbagi semangat dengan para penulis muda di Cirebon, Sabtu 7 September 2024.

Penulis novel Gadis Kretek itu hadir dalam Bincang Sastra bertajuk Alih Wahana Sastra yang digelar pada rangkaian Pekan Sastra Cirebon 2024 di Keraton Kacirebonan.

Wanita kelahiran Jakarta 1980 ini, bersama para pembicara lain seperti Penyair Ahda Imran, Moh Syarif Hidayat, dan Fajar Bob Anwar, membuka sejumlah tabir dunia kepenulisan.

Dialog yang dipandu Ni Made Purnamasari ini tidak hanya membahas proses kreatif para penulis yang dinilai sukses membumikan karya-karyanya lewat alih wahana sastra, baik novel ke film atau puisi ke lagu.

BACA JUGA:Kebakaran Lahan di Perum Sutan Raja Klayan, Asap Sempat Membumbung Tinggi

Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala, atau puisi Kepada Noor milik Moh Syarif Hidayat, belakangan ini viral karena kesuksesannya menjangkau audiens yang lebih luas.

Novel Gadis Kretek menjangkau jutaan penonton setelah diangkat ke dalam serial drama oleh Netflix. Sedangkan puisi Kepada Noor karya Moh Syarif Hidayat, viral setelah dinyanyikan oleh Panji Sakti.

Kedua karya sastra ini berhasil mencapai kesuksesan dan berada pada levelnya masing-masing setelah mengalami alih wahana. 

Apakah hal ini menjadi jaminan, bahwa karya sastra yang dikonfersi ke dalam karya seni lain, akan sukses melampaui bentuk sebelumnya?

BACA JUGA:Kecelakaan di Jl Ahmad Yani Cirebon Tadi Malam, Siswi SMP Meninggal Dunia

Menurut Ratih, tidak ada yang bisa menjamin hal itu. Ratih sendiri mengakui bahwa dirinya seakan masih belum percaya bahwa novel yang dirilis tahun 2012 itu sukses sebagai film seri.

Oleh karena itu, menurutnya, setiap penulis, dalam berkarya tidak perlu mengandaikan bahwa karyanya itu untuk suatu saat nanti akan dialihwahanakan lalu sukses secara publisitas maupun finansial.

Dia menyarankan agar setiap penulis tetap konsisten berkarya dan membiarkan karya-karyanya itu menemukan jalan sendiri.

Ratih menegaskan, bahwa dirinya berupaya menjaga idealisme dalam menulis novel. Namun demikian, dia tetap realistis, sehingga menulis karya dalam bentuk lain, seperti skenario.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: