Literasi DKIS
Kepala DKIS Kota Cirebon, Ma’ruf Nuryasa, mengecek buku biografi Nashrudin Azis dan Eti Herawati, sebelum peluncuran akhir tahun lalu.-Mochamad Rona Anggie-
Oleh: Mochamad Rona Anggie*
KERTAS dan pena masih bernyawa di Jalan Sudarsono No 40.
Persemaian ide-ide. Pertukaran gagasan. Berlangsung intens. Siapa saja boleh datang. Bisa ditemani secangkir kopi. Atau semangkuk mi. Suasana egaliter.
Memulai obrolan. Merancang program lewat diskusi kecil. Menjalankan dengan semangat besar. Banyak terobosan mengalir dari sini. Mewarnai kemajuan kota.
Kreativitas kata kunci. Inovasi digenjot ke titik tertinggi. Pemegang kebijakan memberi perhatian. Perjalanan kota ini amat menarik dibukukan. Terutama kisah para pemimpinnya.
BACA JUGA:Soal Jakmania dan Ridwan Kamil, Riza Patria: Pada Akhirnya Akan Mencintai
BACA JUGA:Gempa Sukabumi Hari Ini Terasa hingga Bandung, Begini Kesaksian Warga
Ada keberhasilan yang memotivasi. Ada keharuan di tengah mengurusi warga kota.
“Kita bisa mengambil pelajaran dari mereka,” kata Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, Ma’ruf Nuryasa AP MM.
Ma’ruf tak ragu menginisiasi. Bagaimana menghimpun cerita. Sisi personal. Dedikasi pekerjaan. Realisasi pembangunan. Hingga untold story pimpinannya. Terutama pergulatan politik. Yang mengantarkan seseorang menduduki E1 dan E2.
Mengulas perjuangan politik tokoh publik. Semisal wali kota dan wakil wali kota. Atau bupati (Dadang M Naser, Bupati Bandung). Membuat gairah menulis saya berkobar.
Terjalnya jalan yang ditempuh seorang Nashrudin Azis. Sudah menjadi “orang penting” selevel E2, namun tak langsung mendapat tempat di tengah anak buah, karena dianggap belum pantas mengatur ASN Pemkot Cirebon, sepeninggal Wali Kota Ano Sutrisno.
Sementara Eti Herawati, begitu gigih. Tenang dan tetap tersenyum. Melewati hari-hari sebagai orang nomor dua. Bekerja sebaik-baiknya. Hingga purnatugas sebagai Penjabat (Pj.) Wali Kota Cirebon, akhir tahun 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: