Penerapan Smart City di Kota Cirebon

Penerapan Smart City di Kota Cirebon

IMPLEMENTASI SMART CITY: Diskusi kebangsaan yang digelar oleh Forum Komunikasi Guru Ngaji (FKGN) pada Minggu (3/11) di Attaqwa Center.-Abdullah-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM  - Smart City bukan sekadar pengaduan, tetapi harus mencakup pengamatan perilaku pengendara.

Hal ini disampaikan Calon Wakilwali Kota H Suhendrik saat menjadi pembicara dalam diskusi kebangsaan yang digelar oleh Forum Komunikasi Guru Ngaji (FKGN) pada Minggu (3/11) di Attaqwa Center.

Menurut Suhendrik, dalam konsep Smart City, perilaku pengendara seperti belok kanan, belok kiri, hingga berhenti saat berkendara juga merupakan aspek yang harus diamati sebagai bagian dari perilaku lalu lintas.

Ia mengakui bahwa meskipun ada kota dan kabupaten yang menerapkan Smart City, banyak yang masih sekadar slogan tanpa implementasi nyata.

BACA JUGA:Tak Patut Ditiru, Seorang Ayah Ajak Anaknya Edarkan Sabu di Kuningan

Suhendrik mencontohkan negara Estonia, yang telah menggunakan teknologi untuk mengurus semua urusan dari mulai kelahiran hingga kematian.

"Di Estonia, semua aspek ekonomi diatur melalui teknologi," ungkapnya.
Namun, ia juga mencatat bahwa implementasi ini menghadapi tantangan, terutama terkait keamanan data.

Oleh karena itu, pemerintah Estonia meminta bantuan dari Pakta Atlantik Utara untuk melindungi data mereka dari serangan.

Di Jawa Barat, dari 27 kota dan kabupaten, hanya ada satu daerah yang menerapkan Smart City atau Digital City.
Daerah itu dulunya tidak dianggap penting, tetapi kini telah mengalami transformasi besar dan menjadi kabupaten terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan berbasis digital, yaitu Kabupaten Sumedang.

BACA JUGA:Meriahnya Panen Hadiah Simpedes BRI

Meskipun secara geografis merupakan daerah pedesaan, Sumedang telah berhasil melakukan transformasi yang signifikan.

"Kita sudah melihat negara maju seperti Estonia yang menerapkan teknologi secara penuh. Penerapan Smart City tidak cukup dengan command center; perlu juga menganalisis karakter pengguna jalan dan jumlah kendaraan yang melintas. Data tersebut yang nantinya akan menjadi pertimbangan bagi para pemegang kebijakan," katanya.

Jika Estonia bisa, DKI Jakarta bisa, dan Sumedang juga bisa. Tinggal bagaimana Kota Cirebon memilih dan menerapkan teknologi sesuai kebutuhan masyarakat.

"Untuk menerapkan Smart City, kita tinggal mengikuti peta jalan yang berbasis teknologi," kata pria yang merupakan kandidat doktor ilmu politik di Unpad Bandung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: