Wakil Rakyat akan Klarifikasi
DUGAAN penyunatan dana hibah untuk PAUD dan TK, disesalkan wakil rakyat. Karena merasa sudah berjuang keras di badan anggaran untuk mengalokasikan dana untuk lembaga pendidikan tersebut, justru dalam praktiknya ada indikasi pemotongan. Ketua Komisi D DPRD H Ending Suwandi kala dikonfirmasi Radar mengaku, belum mendengar adanya dugaan pemotongan dana tersebut. Hanya saja jika itu benar terjadi, maka dirinya sangat menyayangkan. Kecil atau pun besar, menurutnya, tindakan penyunatan tidak boleh dilakukan. “Kita sudah berjuang mengalokasikan, kok dipotong. Mestinya kita memberikan sumbangsih, bukan malah memotong. PAUD dan TK kan merupakan lembaga yang mendidik generasi penerus agar cerdas dan berkualitas,” ketus politisi Partai Golkar itu, kemarin (19/3). Setelah mendengar informasi tersebut, Ending berjanji akan menindaklanjuti. Kalaupun tidak mengundang pejabat disdikpora secara kelembagaan, ia akan berusaha segera melakukan klarifikasi langsung. “Bisa kan lewat telepon guna menanyakan langsung kebenaran informasi tersebut. Jujur saya belum mendengarnya, sehingga belum tahu kasusnya seperti apa. Karena ketidaktahuan ini saya pun tidak bisa berkomentar banyak,” ucap Ending. Terpisah, Aktivis Forum Telaah Kebijakan dan Kinerja Daerah (F-Tekkad) Soejarwo meminta agar dilakukan pengusutan tuntas terhadap dugaan tersebut. Bahkan aparat penegak hukum sudah mendapatkan pintu masuk untuk menyelaminya. “Siapa sebenarnya oknum yang melakukan pemotongan dan aliran dananya ke mana saja. Ini tidak boleh dibiarkan. Kasihan para penyelenggara PAUD dan TK yang honornya pas-pasan,” kata Jarwo. Kepada para wakil rakyat pun, dia meminta agar kesibukannya berkampanye mampu mengalahkan perhatiannya kepada rakyat. Penyelenggara PAUD dan TK, menurutnya, bagian dari rakyat. Apalagi lembaga tersebut merupakan lembaga pendidik anak bangsa. “Padahal kalau wakil rakyatnya cerdas, dugaan pemotongan dana hibah PAUD ini bisa dijadikan ajang kampanye. Tapi kok tidak ada satu pun dari mereka yang tertarik. Padahal jelas ini berkaitan dengan kebijakan dan nasib anak bangsa. Bagaimana pendidikan bisa berhasil kalau masih ada pungli di sana-sini,” ketus dia. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: