Workshop Multikulturalisme Cirebon: Menguatkan Spirit Keberagaman dan Toleransi

Workshop Multikulturalisme Cirebon: Menguatkan Spirit Keberagaman dan Toleransi

WORKSHOP. Omah Satu Bangsa, bekerja sama dengan Kementerian Agama RI, menggelar Workshop Cirebon Multikulturalisme di Aula Islamic Center Kota Cirebon, Selasa (3/12).-Samsul Huda-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COMOmah Satu Bangsa, bekerja sama dengan Kementerian Agama RI, menggelar Workshop Cirebon Multikulturalisme di Aula Islamic Center Kota Cirebon, Selasa (3/12).

Acara ini bertujuan untuk menguatkan semangat keberagaman dan meningkatkan pemahaman tentang moderasi beragama di kalangan masyarakat Cirebon.

Ketua pelaksana kegiatan, Wahyono An-Najih, SPd MPd, menjelaskan tema workshop kali ini adalah Spirit Keberagaman Cirebon untuk Penguatan Toleransi dan Moderasi Beragama di Kalangan Budayawan, Seniman, dan Tokoh Lintas Agama.

"Harapannya, ini menjadi langkah awal kebangkitan moderasi beragama di Cirebon, khususnya Kota Cirebon," kata Wahyono, kepada radarcirebon.com.

BACA JUGA:Soal Perbaikan Gapura Candi Bentar Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon, Begini Penjelasan DPUTR

Menurutnya, workshop ini menghadirkan tiga narasumber utama, yakni budayawan Permadi, Ketua FKUB Kota Cirebon Abdul Hamid, dan akademisi Ahmad Yani. Ketiganya memaparkan berbagai perspektif tentang keberagaman, toleransi, dan sejarah moderasi beragama di Cirebon.

Permadi mengungkapkan, semangat toleransi dan moderasi beragama telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Cirebon sejak zaman Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati.

"Bukti nyata toleransi itu dapat kita lihat dari corak arsitektur Cirebon, seperti Masjid Panjunan dan berbagai bangunan lain yang menggambarkan keberagaman budaya," tutur Permadi.

Hal senada disampaikan Ahmad Yani, yang menyoroti pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Putri Ong Tien sebagai simbol harmonisasi budaya dan agama.

BACA JUGA:DPUTR Catat Baru Serap Anggaran 72 Persen

"Pernikahan ini menunjukkan keterbukaan dan penerimaan terhadap perbedaan, yang menjadi cerminan toleransi sejak dahulu kala," ungkapnya.

Ahmad Yani juga menjelaskan empat indikator moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi terhadap perbedaan, penolakan terhadap kekerasan, dan penerimaan budaya lokal.

Sementara itu, Ketua FKUB Kota Cirebon Abdul Hamid menyampaikan  Cirebon saat ini menjadi perhatian nasional terkait permasalahan penggunaan gudang sebagai tempat ibadah.

"FKUB telah melalui proses bertahap untuk menangani isu ini. Kami juga tengah merancang gagasan wisata religi lintas agama di Kota Cirebon, agar kota ini menjadi simbol toleransi,” ungkap Abdul Hamid.

BACA JUGA:Pj Bupati Wahyu Mijaya: Jangan Malu Punya Anak Disabilitas

Ia berharap, dari workshop ini mampu memberikan dorongan nyata bagi masyarakat Cirebon untuk terus menjaga harmoni dan keberagaman, menjadikan Cirebon sebagai kota yang kaya akan nilai toleransi dan moderasi beragama. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: