Poktan RW 15 PHS Sukses Budidayakan Mangga Agri Gardina
Kelompok Tani (Poktan) Hortipark Agri Gardinia RW 15 Permata Harjamukti Selatan (PHS) berhasil mengembangkan dan membudidayakan mangga varietas Agri Gardina. -KHOIRUL ANWARUDIN-radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM - Kelompok Tani (Poktan) Hortipark Agri Gardinia RW 15 Permata Harjamukti Selatan (PHS) berhasil mengembangkan dan membudidayakan mangga varietas Agri Gardina. Mangga varietas unggul ini merupakan mangga eksotis yang punya nilai ekonomi tinggi di pasaran.
Buah mangga sendiri merupakan salah satu buah yang cukup digemari di seluruh dunia. Buah mangga yang memiliki warna menarik, rasa dan enak aroma yang eksotik juga kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Maka tak heran, kalau buah ini mempunyai banyak penggemar.
Ketua RW 15 PHS, Ida Farida Ramli mengatakan bahwa Poktan yang didirikannya memang menyasar buah Mangga Agri Gardina sebagai icon untuk dikembangkan di lahan pertanian urban yang dikelolanya. Tak membutuhkan waktu lama, Mangga Agri Gardina yang dibudidayakannya sudah bisa dipanen.
"Awal ditanam itu sekitar pertengahan tahun 2022. Sebenarnya sejak tahun pertama setelah ditanam juga kita sudah panen, jadi ini merupakan tahun yang kedua," Ungkap Ida kepada Radar Cirebon.
BACA JUGA:Dua Dekade Karisma Honda Automotive Team (KHAT) Bandung
Menurut Ida, Mangga Agri Gardina merupakan mangga hibrid yang pertama kali terdaftar sebagai varietas unggul di Indonesia. Variates mangga berasal dari persilangan mangga Arumanis dan Saigon.
Mangga ini dihasilkan dari kegiatan perakitan varietas unggul baru melalui persilangan yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok pada tahun 2003.
Persilangan kedua mangga kultivar unggulan ini memiliki karakter pohon dengan tajuk yang rendah, genjah, produktif dengan buah lebat. Sementara dari sisi rasa, mangga ini bercitarasa manis dan beraroma harum dengan warna kulit buah yang sangat menarik. Dimana pangkal buahnya berwarna merah merah dan ujung buahnya berwarna kuning.
Menurut Ida, dengan rasa dan aromanya yang eksotis serta penampilannya yang menarik, membuat mangga variates ini dengan cepat menjadi primadona di kalangan pecinta buah.
BACA JUGA:Liburan di J&J Kuningan? Intip Harga Tiket Terbaru 2024 yang Ramah di Kantong!
"Di pasaran harganya sekitar Rp250 ribu -Rp300 ribu perkilogramnya. Namun kemarin, kita menjualnya hanya Rp70 ribu perkilogram, karena memang kita jualnya ke warga sekitar dan orang-orang dari dinas dan instansi saja," ungkapnya.
"Dari semua yang pernah mencicipi sih, bilangnya buah Mangga Agri Gardina itu rasanya unik. Beda dengan mangga lainnya. Apalagi mangga ini dikupasnya kayak ngupas pisang," ucapnya.
Ida mengungkapkan bahwa Poktan Hortipark Agri Gardina mengelola lahan pertanian seluas 4000 meter persegi. 1000 persegi diantaranya diperuntukan untuk menanam tanaman Mangga Agri Gardina. Sementara lahan selebihnya, ditanami komoditas lain seperti Pisang Cavendish, Pepaya California dan sayur-mayur.
"Dari awal kita membentuk Poktan dengan nama Hortipark Agri Gardina itu karena memang kita ingin membudidayakan mangga Agri Gardina, yang menurut kita itu unik eksotis dan belum banyak yang membudidayakannya," ujar Ida.
BACA JUGA:Peduli Korban Banjir Sukabumi, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Sigap Kirim Bantuan
Selain untuk keperluan konsumsi, jelas Ida, kebun Mangga Gardina untuk keperluan edukasi terkait pertanian urban kepada masyarakat. Pasalnya, dengan karakter tanaman yang tidak terlalu tinggi, genjah, produktif dan berbuah lebat, serta warna buahnya yang estetik dan eksotis, menjadikan Agri Gardina sangat cocok untuk kegiatan agrowisata petik buah.
Selain itu, tanaman Agri Gardina juga sangat cocok untuk tanaman pekarangan rumah. Terutama karena tanaman ini tidak memerlukan lahan yang luas, sebagaimana tanaman mangga variates lainnya sehingga bisa ditanam di lahan sempit, bahkan di tabulampot.
Selain itu, pihaknya juga telah berhasil mengembangkan bibit mangga Agri Gardina. Bibit itu, Ia kembangkan dengan teknik okulasi, yakni teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan yang dilakukan dengan menempelkan mata tunas dari satu tanaman ke batang bawah tanaman lain yang sejenis. Tujuannya adalah untuk menggabungkan sifat yang baik dari kedua tanaman tersebut sehingga menghasilkan varietas tanaman yang lebih unggul.
"Jadi selain produk buahnya, kita juga sudah mulai memasarkan bibitnya," pungkasnya.
BACA JUGA:New Honda PCX160 Semakin Berkelas dengan Kecanggihan Menyeluruh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: