Sulit Gelar Uji Coba Besar

Sulit Gelar Uji Coba Besar

BANDUNG - Rencana Persib Bandung untuk melakoni uji coba dalam turnya melawan klub-klub ASEAN selama jeda kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014, batal. Kepastian itu diperoleh setelah pelatih Persib Djadjang Nurdjaman melakukan komunikasi dengan pihak promotor. \"Saya sudah komunikasi dengan promoter. Katanya ada kendala, jadi kemungkinan besar tidak digelar (uji coba),\" terangnya, kemarin (21/3). Sebagai gantinya, Djanur -sapaan Djadjang Nurdjaman- merencanakan uji coba pengganti, yakni melawan klub-klub lokal Bandung. Alasannya, untuk melakukan uji coba dengan klub besar, dipastikan dilarang karena saat ini masih dalam masa kampanye Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. \"Sebagai gantinya mungkin kita uji coba dengan tim lokal,\" tuturnya. Saat disodorkan tawaran uji coba di luar Bandung, Djanur belum bisa menjanjikan. Menurutnya, hal tersebut sama dilarang seperti halnya di Kota Kembang. “Larangan menggelar pertandingan bukan hanya skala di Bandung dan luar Bandung, tapi seluruh Nusantara. Makanya agak sulit untuk melakukan uji coba dengan klub besar,\" tandas Djanur. Rencananya, Djanur akan melakukan dua uji coba pekan depan yaitu pada Rabu dan Sabtu. “Untuk uji coba, saya akan lakukan pekan depan sebanyak dua kali dengan tim yang ada di Bandung. Pastinya tidak saat weekend (akhir pekan), bisa hari Rabu dan Sabtu,” ungkapnya. Pelatih berusia 55 tahun itu menilai, timnya perlu untuk melakukan pertandingan uji coba. Itu karena jarak waktu ke pertandingan resmi masih cukup lama. Akibatnya, para pemain harus menjaga fisik dan sentuhan bola dalam situasi pertandingan. Menurut jadwal yang dirilis PT Liga Indonesia (PT LI), Persib baru akan bertanding kembali di kompetisi ISL pada 13 April mendatang menghadapi Arema Cronous di Bandung. “Kita memang perlu uji coba karena harus ada control game,” ucap Djanur. Sementara itu, kemarin pagi seluruh skuad Persib mengikuti tes VO2 Max usai liburan selama 10 hari. Djanur mengakui dirinya melakukan tes untuk mengetahui sejauh mana para pemainnya menjaga fisik saat tim tidak melakukan latihan rutin bersama. Hasilnya menggembirakan. Mayoritas pemain mendapat hasil VO2 Max di atas 60 dan itu artinya berada di atas rata-rata pesepak bola Indonesia yang hanya berada di angka 56. Dalam tes tersebut, M Taufiq mendapat hasil tertinggi, yakni 67,8. Djanur merasa bangga. “Banyak pemain yang VO2 Max-nya di atas 60. Kondisi pemain sudah bagus dan berarti tidak ada masalah,” ulasnya. Djanur mengungkapkan, dirinya tidak akan memberi latihan khusus kepada anak asuhnya. “Dengan bagusnya VO2 Max, saya rasa kondisi fisik pemain tidak ada yang di bawah 70 persen. Jadi, saya rasa tidak perlu kita beri latihan tambahan,” tandasnya. (ran/mid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: