Ratusan Ayam Mati Mendadak
CIGUGUR - Sedikitnya 266 ekor ayam di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur mati mendadak. Ratusan ekor ayam tersebut merupakan ayam kampung atau buras milik beberapa warga. Kematian mendadak ayam tersebut dalam waktu yang bersamaan, terhitung sejak 9 Maret lalu. Gejalanya pun sama. Hasil tes Dinas Peternakan, ayam yang mati mendadak tersebut positif flu burung. “Awalnya warga juga mengira tetelo. Tapi ternyata bukan. Dari 9 Maret sampai 19 Maret, satu persatu ayam buras warga mati. Kami pun langsung lapor Dinas Peternakan,” tutur Kades Cisantana, Murad kepada Radar, kemarin (23/3). “Petugas Dinas Pertanian dan Peternakan sudah melakukan pengecekan melalui rapid test. Hasilnya ternyata positif flu burung,” tambah dia. Ia menjelaskan, serangan virus flu burung di Cisantana menyebar cukup cepat. Bahkan tidak hanya menimpa satu RT melainkan lebih. Pemilik ayam kampung sebanyak 37 KK ayamnya menjadi korban virus H5N1. “Ada pak Hery di Dusun Dano RT 1 dan RT 2 RW 14. Kemudian RT 3 RW 16 pun sama. Pokoknya 226 ekor ayam yang mati mendadak dipiara oleh 37 KK,” sebut Murad. Populasi ayam kampung di desanya setelah dihitung mencapai 320 ekor. Dari 320 ekor tersebut sebagian besar mengalami kematian mendadak yang dinyatakan positif flu burung. Meski di Cisantana terdapat cukup banyak kandang ayam baik petelur ataupun pedaging, namun flu burung tidak menyerang ayam di kandang tersebut. Murad menduga-duga, kemungkinan karena ayam ras itu rutin diberikan vaksin. “Serangannya ke ayam kampung bukan ke ayam petelur atau pedaging. Mungkin karena rutin divaksin,” ujar dia. Atas peristiwa itu pihaknya langsung melaporkan ke instansi terkait. Bahkan petugas dari Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan (Distanakan) sudah melakukan penyemprotan. Ia juga sudah melaporkan ke Dinas Kesehatan karena khawatir menyerang kesehatan warganya. “Dari kedua, instansi itu sudah datang. Setelah memeriksa dengan rapid test dengan hasil positif, langsung dilakukan penyemprotan. Petugas Dinkes pun melakukan pemeriksaan karena kami khawatir menimpa warga,” ucapnya. Sebelum kejadian di Cisantana, flu burung sempat menyerang puluhan ekor ayam kampung Desa/Kecamatan Ciniru. Jumlahnya jauh lebih kecil dari Cisantana yang hanya mencapai 23 ekor. Sedangkan virus H5NI mulai mewabah di Kuningan sejak 2006 silam. Pada 2013 ditemukan 6 kasus di 6 kecamatan. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: