Pesimistis di Arab, Optimistis di Hongkong

Pesimistis di Arab, Optimistis di Hongkong

JAKARTA - Upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih di luar negeri masih memerlukan konsep dan strategi yang lebih matang. Migrant Care, LSM pemerhati tenaga kerja Indonesia di luar negeri, menilai upaya KPU saat ini belum mampu meningkatkan partisipasi WNI seperti di Arab, namun bisa jadi konsep yang disusun KPU bisa berjalan efektif di negara dengan WNI banyak lainnya, seperti Hongkong. Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah menilai, apapun upaya KPU untuk meningkatkan partisipasi pemilih, tampaknya terhalang sulitnya akses para TKI dalam menggunakan hak pilihnya. Anis menyatakan, para TKI di Arab saat ini rata-rata memiliki keterbatasan akses, terutama di komunikasi. “Boro-boro untuk memilih, telepon aja susah, ke luar rumah susah,” ujar Anis di Kantor KPU, Jakarta, kemarin (28/3). Anis menyebut, meski KPU mengirimkan surat suara via pos ke alamat TKI, belum tentu amplopnya bakal disampaikan majikan. Selama ini sulit ditemukan cerita TKI di Arab bisa mendapat libur. Para relawan Migrant Care di Arab juga memiliki kesulitan dalam memantau. “Selama ini kami hanya mengandalkan pelaporan secara online,” ujar Anis. Pola semacam itu, tampaknya, akan dimaksimalkan, terutama dalam menyampaikan laporan pelanggaran kepada badan pengawas pemilu. Situasi itu berbeda dengan di Hongkong. Migrant Care optimistis bahwa partisipasi pada Pemilu Legislatif 2014 bisa meningkat. Sebab, pemungutan suara di Hongkong akan dilaksanakan di Victoria Park, lokasi berkumpulnya para TKI. “Hongkong itu akan menjadi sejarah demokrasi, di mana pemilih luar negeri akan memenuhi hak politik dengan difasilitasi di area publik,” ujar Anis. Pada Pemilu 2009, dengan DPT mencapai 130 ribu pemilih, partisipasi ketika itu sangat rendah. Hanya sekitar 30 persen pemilih yang menggunakan hak pilihnya. Jika pencoblosan dilakukan di Victoria Park, para WNI -terutama TKI di Hongkong- akan lebih mudah menggunakan hak pilihnya. “Tentunya dengan diimbangi informasi tentang rekam jejak caleg DKI Jakarta II,” kata Anis. Perlu diketahui, daerah pemilihan luar negeri yang mencakup 130 negara merupakan bagian dari dapil DKI Jakarta II yang juga mencakup Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Migrant Care rencananya juga memantau langsung di Hongkong. “Kami juga akan melakukan pemantauan langsung di Malaysia dan Singapura,” tandasnya. (bay/c6/fat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: