Ketika Kadal ‘Muncak Dulu’ ke Gunung Ciremai

Momen CEO Radar Cirebon Group, Yanto S Utomo saat mendaki Gunung Ciremai bersama anggota Kadal Cycling Club (KCC). -Istimewa -Radarcirebon.com
Catatan: Yanto S Utomo
INI kali kedua saya mendaki ke puncak Gunung Ciremai. Gunung yang memiliki ketinggian 3078 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini merupakan yang tertinggi di Jawa Barat. Gunung inipun dijuluki sebagai atapnya Jawa Barat.
Yang pertama dulu, saya naik ke puncak Ciremai ditemani oleh sejumlah pendaki. Namun untuk kali ini agak sedikit berbeda. Yang menemani saya salain para “pawang” Ciremai, juga para pegowes roadbike.
Ya betul. Pada Minggu, 23 Februari 2025, saya naik gunung bareng sejumlah personel Kadal Cycling Club atau KCC. Salah satu komunitas penghobi gowes di Kota Cirebon yang biasa disebut Kadal.
Bagi KCC sebenarnya sudah terbiasa mengeksplor berbagai sisi Gunung Ciremai. Tentu dengan ber-roadbike ria. Tapi hanya menelusuri lereng-lerengnya saja. Nah, khusus Minggu kemarin sengaja ingin uji nyali jalan kaki naik ke puncak alias “muncak dulu”.
Alhamdulillah rombongan pertama 4 orang, termasuk saya, bisa sampai puncak Ciremai pada pukul 10.40. Untuk sampai ke puncak, membutuhkan waktu 5 jam lebih 7 menit dari titik start di Ipukan, Palutungan.
Dalam “muncak dulu” ke Ciremai tersebut, ada 15 personel yang turut serta. Sebagian besar dari kawan-kawan Kadal. Yang lainnya dari para pelari yang biasa muncak. Diketuai oleh M Ridwan. Mereka yang menemani kami ini memang sudah mirip “kuncen” Ciremai.
BACA JUGA:Boyong 48 Atlet, Raih 36 Medali, Prestasi Taekwondo Kota Cirebon di ITN Open 2025
BACA JUGA:TPP ASN Kabupaten Kuningan Cair Satu Bulan, Wabup Tuti: Kami Harap ASN Bersabar
Kalau dilihat dari jaraknya memang tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 9 km lebih sedikit. Tetapi memerlukan waktu yang panjang untuk sampai di puncak atapnya Jawa Barat tersebut.
Banyak pilihan jalur untuk sampai puncak. Kami memang memilih mendaki Gunung Ciremai via Palutungan, Kuningan.
Jalur ini paling moderat. Tidak ringan, tapi jaga tidak terlalu curam. Jalur ini tidak terlalu sulit dibandingkan via Linggarjati. Namun, lebih menantang bila dibandingkan via Apuy di Majalengka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: