Kebijakan Dedi Mulyadi Ciptakan Pandemi Jilid II untuk Pariwisata

Kebijakan Dedi Mulyadi Ciptakan Pandemi Jilid II untuk Pariwisata

Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Industri Tour & Travel (GAPITT) Ciayumajakuning, Nana Yohana menyebutkan jika larangan study tour Dedi Mulyadi telah menciptakan pandemi covid jilid II.-Tangkapan layar-Youtube @RRI Cirebon

RADARCIREBON.COM - Kebijakan larangan study tour yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, disebut telah menciptakan Pandemi Covid jilid II di sektor pariwisata.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Industri Tour & Travel (GAPITT) Ciayumajakuning, Nana Yohana SSos, saat melakukan perbincangan di kanal Youtube RRI Cirebon, Selasa 11 Maret 2025.

Menurutnya, efek kebijakan Gubernur yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini, sangat besar dan berimbas kemana-mana.

Sama halnya seperti yang terjadi pada saat pandemi covid yang melanda Indonesia di awal tahun 2020 lalu.

BACA JUGA:Gempar! Warga Pilang Mas Garden Cirebon Ditemukan Tewas Dikamarnya, Diduga Gantung Diri

Banyak sektor terutama pelaku pariwisata, terkena dampak akibat penyebaran Covid-19 yang meninggalkan rasa trauma.

"Itu yang kita khawatirkan. Kita sudah traumatik dengan kejadian covid kemarin. Pada saat terjadi covid kita hancur, sangat parah dunia pariwisata. Kita tiarap sampai 3 tahun," ucap Nana dikutip radarcirebon.com.

Oleh karena itu, kebijakan dari Dedi Mulyadi ini, Nana menilai bakal kembali menghancurkan dunia pariwisata untuk kedua kalinya.

"Jangan sampai ini terulang," tegasnya.

BACA JUGA:Mantan Pegawai Bank Milik Negara Dijadikan Tersangka oleh Kejari Kabupaten Cirebon, Begini Kasusnya

Dalam perbincangan dengan pembawa acara menyebutkan, sektor pariwisata di daerah Yogjakarta mengalami kerugian cukup besar imbas kebijakan KDM ini.

Karena beberapa rumah makan, hotel, penginapan dan lain sebagainya, gagal mendapatkan pemasukan akibat rencana wisata rombongan dari Jawa Barat dibatalkan.

Menurut Nana, sangat wajar jika daerah Yogjakarta mengalami kerugian cukup besar akibat larangan dari Gubernur Jawa barat ini.

Disebutkan Nana, mayoritas kegiatan study tour yang bakal dilaksanakan sekolah di wilayah Ciayumajakuning, Yogjakarta adalah daerah yang paling banyak dipilih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: