Kebijakan Dedi Mulyadi Ciptakan Pandemi Jilid II untuk Pariwisata
Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Industri Tour & Travel (GAPITT) Ciayumajakuning, Nana Yohana menyebutkan jika larangan study tour Dedi Mulyadi telah menciptakan pandemi covid jilid II.-Tangkapan layar-Youtube @RRI Cirebon
"90 persen siswa-sisi SMP se-Ciayumajakuning pada saat study tour, itu daerah tujuannya adalah Jogjakarta," jelas Nana.
Oleh karena itu, bisa dipastikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) daerah Yogjakarta, berkurang banyak karena pembatalan ini.
"Jadi sangat masuk akal berpengaruh terhadap PAD Yogjakarta," ungkapnya.
Namun begitu, tambah Nana, tingkat kunjungan pariwisata ke Jawa Barat juga banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah dari Yogjakarta dan wilayah Jawa Tengah lainnya.
BACA JUGA:Pertebal Informasi Keuangan ke UMKM Parekraf, Disbudpar dan OJK Cirebon Lakukan Ini...
"Begitu juga dari pihak Yogjakarta. Mereka akan berwisata ke Jawa Barat, begitu juga dengan Jawa Tengah, memilih Jawa Barat sebagai destinasi wisata. Jadi ada pertukaran," terang Nana.
Dengan begitu, Nana menghimbau jangan ada larangan ataupun kebijakan tentang kunjungan wisata ke wilayah tertentu.
Menurut Nana, kunjungan wisata tidak bisa dikotak-kotakan karena itu merupakan universal tanpa batas.
Untuk itu, dirinya menghimbau kepada kepala daerah untuk meninjau kembali kebijakan yang sudah dikeluarkan.
BACA JUGA:Cara Sekolah dan Biro Perjalanan Mempersiapkan Study Tour
Kaluapun terpaksa harus mengeluarkan kebijakan, disarankan tidak merugikan salah satu pihak atau pelaku usaha di bidang pariwisata.
"Harapan dari semua pelaku wisata, mohon kebijakan dari kepala daerah yang lebih bijak untuk study tour," harapnya.
Selain wisata pendidikan tetap berjalan, dirinya juga berpesan agar tata kelolanya harus dibenahi.
"Yang paling penting jangan ada unsur paksaan. Bilamana ada yang tidak ikut jangan dibenani," pesannya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


