Alasan Pedangan di Pasar Baru Kuningan Kurang Minat Menjual MinyaKita

Alasan Pedangan di Pasar Baru Kuningan Kurang Minat Menjual MinyaKita

Pedagang di Pasar Baru Kuningan sedang menakar minyak goreng curah untuk dijual eceran.-Andre Mahardika-RADARCIREBON.COM

KUNINGAN, RADARCIREBON.COM  - Sejumlah pedangan di Pasar Baru Kuningan enggan menjual MinyaKita kepada konsumennya.

Menurut salah satu pedagang di Pasar Baru Kuningan, Yani Rohayani, bahwa stok MinyaKita di kiosnya tidak terlalu banyak.

Pasalnya, dia tidak mau mendapatkan masalah dikemudian hari, apalagi saat ini sedang ribut-ribut masalah ukuran kemasan minyak tersebut.

Selain itu, harga jualnya yang tidak kompetitif, sehingga tidak begitu menguntungkan bagi mereka.

BACA JUGA:Kriteria Pengemudi Ojol Grab yang Mendapatkan Kucuran BHR Lebaran 2025

BACA JUGA:Terjadi Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat Jelang Lebaran, Aprindo Sebut Ada 5 Faktornya, Apa Saja?

BACA JUGA:MinyaKita Kurang Laku di Pasar Baru Kuningan, Pedagang Pilih Jualan Minyak Goreng Jenis Ini

“Kata pemerintah harus jual MinyaKita dengan harga segitu, kita takut kalau jual mahal-mahal. Makanya kita tidak mau berurusan,” katanya.

Kemudian, pedagang juga merasa kesulitan mendapatkan MinyaKita. Sebab, distributor tidak rutin mengirim barang. Bahkan, pedagang dibatasi stoknya.

“Jualan MinyaKita susah. Dari Indomarco kadang dikasih, kadang tidak, kirimannya tidak sesuai pesanan bahkan dijatah,” imbuh Yani.

Saat ini pihaknya hanya memiliki stok MinyaKita yang ukurannya 2 Liter. Sementara, yang ukuran 1 Liter tidak lagi  menjual mengingat harga belinya lebih mahal.

BACA JUGA:Jalin Silaturahmi, ABUJAPI Ciayumajakjning Gelar Buka Bersama

BACA JUGA:Temukan 240 PJU Mati Sepanjang Pantura Cirebon, Dishub Berjanji Bakal Perbaiki

"Kalau yang satu liter sih saya tidak pernah jual lagi, karena pembelian lebih mahal daripada yang ditargetkan oleh Pemerintah, jadi takut," imbuhnya.

Dia mengatakan, harga MinyaKita di tingkat pasar tradisional, sudah lebih tinggi dari harga eceran tertinggi.

Seharusnya MinyaKita dijual Rp15.700. Sedangkan pedagang pasar harus membeli Rp17.500,dari luaran alias rangkaian distribusi.

"Kan dari pemerintah tuh Rp15.700 ribu, kemaren saya terakhir tuh belinya Rp17.500. Kalau ngikut pemerintah ya rugi," katanya.

Oleh sebab itu, para pedagang cenderung menjual minyak goreng curah yang kemudian ditakar menjadi tiga kategori eceran.

BACA JUGA:Apa Itu Operasi Modifikasi Cuaca? Berikut Penjelasan Ahli Muda BPBD Jabar

BACA JUGA:Bikin Usaha Tambah Maju dengan KUR Mandiri Mulai dari Rp50 Juta, Syarat dan Tabel Cicilan Cek di Sini

Bahkan, jika pembelian dalam jumlah banyak, pedagang akan kembali menurunkan dalam arti memberikan diskon pada harga jualnya.

"Untuk minyak goreng curah, satu hari satu drum, 180 Kg rata-rata habis sehari. Ini saya bungkusin buat yang dijual lagi ya. Kalau belinya bawa jerigen, harganya dikurangi, beda lagi," jelasnya.

Trik tersebut berhasil, lantaran dalam sehari, dirinya mampu menjual minyak goreng curah dalam satu drum dengan isi 180 Kg. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase