Moncong Putih Kuningan ”Ngamuk”

Moncong Putih Kuningan ”Ngamuk”

Pasang Kentongan Bambu, Tuntut KPK Minta Maaf KUNINGAN - Pemanggilan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tampaknya memantik kemarahan kadernya di banyak daerah. Di Kabupaten Kuningan, ratusan pengurus, kader, simpatisan termasuk anggota legislatif partai berlambang moncong putih itu menunjukkan kegeramannya kepada lembaga super bodi itu sebagai bentuk perlawanan, mereka mengambil sikap siaga satu. Ratusan kentongan bambu yang biasa digunakan hansip penjaga malam juga sengaja dibuat oleh para Satgas PDIP sebagai tanda siaga satu. Kentongan tersebut kemudian di gantungkan berjajar di depan gedung sekretariatnya. Berbagai tulisan kemarahan pun dipasang di beberapa tembok sekretariat DPC PDIP. “Jika Ibuku disentuh, kami rusuh”, “Mega milik NKRI, Mega disentuh, penghianat NKRI”, “Demi Mega, Banteng ketaton siap membela sampai titik darah penghabisan”. Begitulah beberapa isi tulisan kader militan PDIP di Kota Kuda. Disamping itu, satu persatu pengurus, legislator, kader dan simpatisan membubuhkan tanda tangan pembelaan terhadap Megawati. Aksi itu dipimpin langsung Ketua DPC PDIP Kuningan, H Acep Purnama MH. “Kami tersinggung dengan perilaku KPK. Ada unsur apa dibalik pemanggilan Ibu kami. Ini syarat politisasi,” koar Acep, kepada wartawan. Ia menilai KPK tidak mengerti etika hukum. Meskipun hanya dipanggil sebagai saksi meringankan terkait kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tapi pemanggilan ketua umumnya sangat tidak relevan. Seharusnya semua berproses di pengadilan. Selama ini, tegas dia, PDIP selalu menjaga kondusivitas dengan baik. Namun, jika pemanggilan itu dipaksakan terus oleh KPK, maka tanpa diinstruksikan pihaknya akan mengambil inisiatif untuk bertindak. “Mega itu figur nasional yang dicintai rakyat. Kami pasti akan membela beliau. Kami juga pasti menghormati penegakan hukum, tapi tentu ada etika dan normanya,” kata Acep. Acep mengaku telah mengkonsolidasikan hal ini ke setiap pengurus di semua tingkatan. Ia intruksikan mereka untuk siaga satu dan tidak diperkenankan untuk meninggalkan rumah. Dengan begitu, ketika KPK ngotot memanggil Megawati, Ia akan mengerahkan kadernya untuk berangkat ke Jakarta. “Tuntutan kami sekarang satu, KPK harus minta maaf kepada kader PDIP. Untuk selanjutnya, kami melihat perkembangan,” tandasnya. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: