Delapan Tahun Jadi TKW, Pulang Gagal Ginjal

Delapan Tahun Jadi TKW, Pulang Gagal Ginjal

MAJALENGKA – Malang benar nasib yang dialami tenaga kerja wanita (TKW) Juha (46) warga Desa Jayi, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Bukannya mendapatkan Riyal sekoper, Juha pulang dari luar negeri malah dalam kondisi sakit dan masuk ruang perawatan di RSUD Majalengka sejak Kamis (3/4). Hingga hari kelima dirawat secara intensif, belum menunjukkan adanya perubahan. Saat sejumlah wartawan berupaya mengambil foto pasien harus mengurungkan niat karena pasien histeris. Instruksi dari pihak RS menyebutkan bahwa kondisi Juha tengah dalam gelisah dan tensinya pun terus tinggi. Alhasil, pihak RS langsung memohon kepada sejumlah media yang tiba meliput untuk tidak mengambil gambar pasien saat sedang dalam pemeriksaan intensif tersebut. Direktur RSUD Majalengka dr H Asep Suandi M Epid melalui Kepala Bidang Pelayanan dr Erni Harleni menjelaskan, sejak pertama pihak rumah sakit kedatangan pasien itu kondisinya langsung memprihatinkan. Berdasarkan komunikasi dengan pasien, Juha adalah TKW yang sudah sekitar delapan tahun bekerja di Saudi Arabia. Pemberangkatan Juha merupakan yang kedua karena sebelumnya pernah cuti pulang ke kampung halaman. “Maaf sebelumnya kepada insan media saat ini belum bisa memfoto kondisi pasien. Karena pasien ini tidak mau didatangi maupun didekati orang, baik dokter yang memeriksa,” katanya, saat ditemui di RS, kemarin (7/4). Berdasarkan keterangan dari pasien, kata Erni, selama delapan tahun lamanya sempat pulang cuti namun berangkat kembali. Terakhir kepulangannya dalam kondisi sakit ini memang belum habis masa kontraknya. Hasil pemeriksaan sementara pihak RS menyebutkan, korban Juha dinyatakan gagal ginjal terminal fase akhir. Sehingga ia harus berkali-kali cuci darahnya. Akibat ginjalnya yang sudah tidak berfungsi bahkan harus diganti dengan mesin. Di samping itu, kata dia, pasien terus gelisah dan marah-marah ketika didatangi orang. Pada kakinya bengkak akibat diagnose yang dialaminya tersebut. Pihak RS belum bisa berspekulasi terlalu jauh penyebab pasien mengalami gangguan ginjal tersebut. Bisa dari faktor pengaruh diagnosa pasien karena darah tinggi yang tidak terkontrol, kadar gula, atau bahkan dari keracunan makanan. “Mungkin juga akibat racun yang masuk dari gigitan hewan berbisa. Tapi kami belum bisa menyatakan penyebab. Pasien ini mengaku di tempat bekerjanya itu selalu check up cuci darah. Dan ini bisa saja secara teratur harus cuci darah dalam satu minggu satu, dua atau bahkan hingga tiga kali,” ungkapnya. Lebih lanjut dikatakan dr Erni, pemeriksaan tidak akan selamanya dilaksanakan di RS mengingat kondisi ruangan selalu penuh dengan pasien lainnya. Rencananya, pasien pun akan ditindaklanjuti ke rumah sakit lain. “Pihak kami belum bisa menggali lebih jauh pada pasien. Kami pun terus koordinasi dengan instansi terkait,” paparnya. Sementara itu, dokter spesialis yang menangani pasien Juha, dr Abdi menjelaskan kondisi pasien memang dalam kondisi kritis. Seringkali pasien menjerit tanpa sebab saat tengah dilakukan pemeriksaan intensif olehnya. Tensi pasien terus meningkat setiap kali dikunjungi warga yang sengaja ingin melihat kondisi Juha dirawat di ruang Mawar, kelas 3 itu. “Kalau kami periksa juga kadang-kadang infusan bawaannya mau dilepas saja. Kaki terlihat bengkak mungkin akibat pengaruh dari diagnosa pasien,” imbuhnya. Sementara itu, Kepala Dinsosnakertrans Majalengka, Drs H Eman Suherman MM melalui Kabid Hubungan Industrial Syarat Kerja dan Pengawasan Ketenagakerjaan Dra Yati Sumiati MSi menambahkan, pihaknya mengaku kaget kedatangan TKW Juha. Pasalnya, pihaknya sama sekali tidak mendapatkan informasi adanya kepulangan salah satu TKW dalam kondisi sakit dari pemdes serta pemcam setempat, BNP2TKI dan PTKIS yang memberangkatkan. Pihaknya juga belum menerima laporan pengaduan dari pihak manapun. “Kami jelas kaget ketika ada TKW yang sakit bahkan sampai harus cuci darah. Saat kami mencoba berkomunikasi ke Juha itu pun masih belum bisa. Kami maklumi karena kesehatan baik fisik maupun psikisnya terganggu,” ujarnya. Berdasarkan informasi dari salah satu pihak keluarga, Juha berangkat menjadi TKW di Saudi Arabia sejak tahun 2006 lalu. Namun, Dinsosnakertrans mengaku belum bisa berkomunikasi lebih jauh terkait keberangkatannya apakah ada cuti atau memang kontraknya diperpanjang di negara penempatannya. Pihaknya mengaku menunggu kondisi pasien pulih dan bisa diajak berkomunikasi dengan semua pihak untuk mengungkap persoalan tersebut. “Untuk menyampaikan pengaduan dari masing-masing keluarga ke BNP2TKI dan ditembuskan ke Kemenlu kami sudah buatkan secara tertulis surat pengaduannya. Kami pun masih menunggu informasi perkembanganannya seperti apa. Karena pihak keluarga pun belum tahu banyak. Mudah-mudahan saja besok (hari ini) atau lusa kondisinya membaik,” tandasnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: