Ok
Daya Motor

Kebijakan Trump Memicu Pesimisme Global

Kebijakan Trump Memicu Pesimisme Global

Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melarang sejumlah warga negara asing berkunjung ke AS.-Tangkapan layar Instagram Donald Trump-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menyoroti sampul The Economist baru-baru ini yang menggambarkan elang Amerika Serikat dalam keadaan babak belur, seolah mengeluh ‘masih 1.361 hari lagi’ sebuah simbol pesimisme global terhadap kebijakan Presiden Donald Trump.

Data terbaru menunjukkan bahwa ekonomi Amerika Serikat tumbuh negatif sebesar -0,3% pada kuartal pertama 2025, sementara JP Morgan memperkirakan potensi resesi mencapai 40%.

Imbas kebijakan perdagangan juga terasa, dengan penurunan impor AS dari Tiongkok hingga 70–80%.

Lebih lanjut, indeks kepercayaan konsumen AS turun ke angka 86, di bawah ambang normal 100.

BACA JUGA:Bupati Cirebon Gagas Sekolah Unggulan Kembali Dihidupkan Demi Tingkatkan Mutu Pendidikan

Namun, alih-alih mengakui krisis, Trump justru masih dalam kondisi penyangkalan dan terus menyalahkan Joe Biden atas kegagalan ekonomi ini.

Menurut Wijayanto, ada dua temuan utama dalam gaya kepemimpinan Trump. Pertama, Trump memandang dunia sebagai panggung reality show, di mana semakin kontroversial suatu isu, semakin menarik bagi dirinya.

Kedua, ia bersama tokoh seperti Elon Musk menunjukkan kekhawatiran besar terhadap potensi kebangkrutan fiskal AS, yang menjadi dasar kebijakan mereka.

“Selama 10 tahun terakhir, defisit anggaran AS berkisar antara 3,1% hingga 5,8% terhadap PDB. Kenaikan tarif impor yang digagas Trump diklaim untuk melindungi industri dalam negeri dan mengurangi beban fiskal, namun kalkulasi yang keliru justru memperparah keadaan."

BACA JUGA:Wow! Kopdes Merah Putih Bakal Dapat Modal Pinjaman Hingga Rp5 Miliar, Tertarik Jadi Pengurus?

"Perang dagang Trump bergerak dalam tiga dimensi: mempertahankan hegemoni AS, mengurangi defisit perdagangan, dan menekan defisit anggaran,” tegas Wijayanto.

Bagi Indonesia, situasi ini berdampak langsung. Sekitar 45,4% dari surplus ekspor Indonesia berasal dari Amerika Serikat, menjadikan negeri ini sangat rentan terhadap gejolak ekonomi AS.

Wijayanto menekankan pentingnya respons nasional yang terstruktur.

Pemerintah, dalam keadaan darurat ini membentuk tiga satuan tugas sudah sangat baik yaitu satgas perundingan dagang, satgas perluasan kesempatan kerja, dan satgas deregulasi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait