Sepekan, Dua Cessna Jatuh di Penggung

Sepekan, Dua Cessna Jatuh di Penggung

CIREBON- Insiden tergelincirnya pesawat latih jenis Cessna kembali terjadi. Bahkan dalam hitungan sepekan, insiden serupa dengan jenis pesawat yang sama terjadi di bandara Cakrabuana Penggung Kota Cirebon. Jika  tanggal 4 Maret 2011 pesawat latih jenis Cessna 172 PK-HAP tergelincir ke kanan landasan pacu, kemarin (12/3)  pesawat sejenis tergelincir dan menabrak pagar sebelah kiri bandara  yang berbatasan langsung dengan makam warga Tionghoa. Hingga kemarin sore, tidak ada satupun dari pihak bandara maupun TNI AU yang mau dikonfirmasi seputar insiden  pesawat tersebut. Bahkan Radar sempat diusir oleh salahsatu satpam bandara ketika hendak melihat lebih dekat dan mencoba meminta konfirmasi. “Maaf tidak boleh mendekat, tidak boleh mengambil gambar,” kata salah satu satpam Bandara sambil meminta wartawan untuk menjauh. Sulastri, salah seorang saksi mata kepada Radar mengaku melihat langsung terjadinya kecelakaan pesawat. Saat itu dirinya sedang menyuapi cucunya makan pagi sekitar pukul 08.30. Tiba-tiba pesawat yang sedianya akan naik ke udara dengan kecepatan tinggi oleng ke luar landasan dan menabrak  pagar  bandara yang terbuat dari besi. “Bunyinya sangat keras, warga malah sempat berlarian melihat langsung ke bandara sebelum akhirnya dilarang melihat lebih dekat oleh petugas keamanan bandara,” ujar Sulastri. Sumber Radar di bandara menjelaskan, pesawat yang mengalami kecelakaan ini jenisnya sama dengan yang tergelincir sepekan yang lalu, yakni pesawat latih  Cessna PK-HAF Aero Flayer Institute Member of Batavia Air. Pada insiden ini, tingkat kerusakaan pesawatnya sangat parah jika dibandingkan kejadian sebelumnya. Waktu insiden Jumat (4/3) pesawat tergelincir roda depannya, kali ini pesawat yang tergelincir kondisinya parah  karena baling-balingnya menabrak pagar pembatas bandara  dan roda pesawat rusak parah. “Saya juga heran mengapa sepekan bisa sampai dua kali  terjadi, tetapi tidak sampai terjadi korban jiwa,” ujarnya sambil menunjukkan foto pesawat yang tergelincir  melalui telepon selulernya. Pesawat sebenarnya  hendak terbang ke Curug (Bogor) bersama  5 pesawat lainnya. Malah pesawat itu adalah pesawat pertama yang akan terbang. Akibat insiden hingga dua kali dalam sepekan, seluruh pesawat yang ada di bandara langsung diterbangkan semuanya ke Curug, sehingga kondisi bandara saat ini tidak ada pesawat kecuali pesawat yang tergelincir. Sumber yang wanti-wanti namanya tidak mau disebutkan ini juga membeberkan, pesawat pertama yang mengalami kecelakaan 4 Maret 2011 sebenarnya hari Kamis kemarin (10/3) sudah dipotong-potong menjadi beberapa bagian setelah sebelumnya mesin pesawat diambil. Potongan pesawat langsung dibawa Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk diteliti penyebab tergelincirnya pesawat ke Jakarta. “Padahal baru hari Kamis bangkai pesawat  dipotong-potong jadi  empat karena sudah tidak bisa digunakan, eh hari ini kok malah terjadi insiden lagi,” ujarnya heran. Sementara itu, Komandan  TNI AU Bandara Cakrabuana Penggung, Lettu Edhie  Poernomo saat dikonfirmasi  memilih tutup mulut. Namun demikian, Edhie mengakui saat kejadian dirinya sedang berada di luar bandara dan mendapat informasi dari anak buahnya telah terjadi kecelakaan pesawat  di bandara jam 08.30. “Kejadiannya saya tidak tahu persis mas, saya dapat infonya jam 08.30 WIB,” kata Edhie. Edhie bahkan mempersilahkan  wartawan menanyakan langsung ke pihak bandara atau ke KNKT. Dirinya beralasan TNI AU tidak punya kewenangan untuk memberikan keterangan, apalagi pesawatnya milik swasta. “Silahkan tanyakan langsung ke pihak bandara saja,” pungkasnya. Sementara itu Kepala Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan menegaskan bahwa empat penumpang pesawat yang terdiri dari dua siswa Sekolah Penerbangan Aero Flyer, seorang instruktur, dan seorang mekanik, hanya mengalami luka ringan. “Saat lepas landas, tiba-tiba pesawat mengarah ke arah kanan sehingga menabrak pagar pembatas landasan,” katanya kemarin (12/3). Bambang sendiri mengaku belum mengetahui penyebab terjadinya insiden tersebut. Menurutnya, saat ini tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Direktorat Perhubungan Udara telah diturunkan untuk menginvestigasi peristiwa tersebut. “KNKT dan Ditjen Perhubungan Udara telah mengirimkan tim untuk menyelidiki penyebab insiden pesawat tersebut,” kata Bambang. (abd/kyd/rib/wmc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: