Pengusaha Soroti Banyaknya Cuti Bersama dan Tarif Dagang, Simak Kata-kata Ketua Apindo Cirebon

Pengusaha Soroti Banyaknya Cuti Bersama dan Tarif Dagang, Simak Kata-kata Ketua Apindo Cirebon

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kota Cirebon, Agus Subiyakto saat menghadiri puncak peringatan May Day beberapa waktu lalu.-Apridista Siti Ramadhani-Radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM – Para pengusaha soroti banyaknya cuti bersama dan tarif dagang yang dipengaruhi kebijakan Amerika Serikat.

Berbagai tantangan ekonomi kerap dihadapi oleh para pengusaha. Demikian juga oleh para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Cirebon.

APINDO Kota Cirebon menggelar diskusi secara rutin untuk mencari solusi terhadap isu ekonomi yang terjadi. 

Ketua Apindo Kota Cirebon, Agus Subiyakto, menuturkan bahwa kebijakan tarif dagang dan banyaknya cuti bersama jadi isu diperbincangkan.

BACA JUGA:Biaya Akta Sawah di Ujunggebang Tak Sampai Rp5 Juta, Camat Sebut Ada Salah Paham

BACA JUGA:Rencana Penataan Exit Tol Ciperna Baru Pernyataan KDM, Bagaimana Teknisnya? Simak Pernyataan Gus Mul

Menurutnya, tarif dagang yang bergejolak karena kebijakan Presiden Amerika Serikat akan turut berimbas pada pengusaha di Kota Cirebon. 

Meski begitu saat ini para pengusaha masih menunggu kebijakan pemerintah akan negosiasi tarif tersebut. 

"Saat ini belum ada pengusaha yang terkena imbas langsung, di Kota Cirebon sendiri beberapa pengusaha melakukan ekspor namun tidak banyak yang tujuannya ke Amerika, kami terus menunggu kebijakan pemerintah untuk menyikapi situasi ini," jelasnya.

Terkait cuti bersama di tahun ini, khususnya pada Mei 2025, dia menilai bahwa jumlah libur terlalu banyak. 

BACA JUGA:Warga Kabupaten Cirebon Jenuh Banjir, Minta Solusi Bukan Bantuan

BACA JUGA:2 Tersangka Curanmor Ditangkap Polisi, 1 Warga Ciperna 1 Warga Penggung

Sehingga perusahaan yang memiiki karyawan berjumlah ribuan bisa mengalami kerugian secara signifikan jika libur terlalu banyak. 

Produktivitas pekerja juga bisa menurun. Pihaknya berharap pemerintah bisa mengkaji ulang jumlah cuti bersama yang diberlakukan agar produksi bisa tetap berjalan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: