Gunung Kuda Ada di Zona Rentan Pergerakan Tanah, Mudah Terpicu oleh Curah Hujan Tinggi

Penyebab longsor Gunung Kuda Cirebon menurut Badan Geologi karena kawasan tersebut merupakan area rawan pergerakan tanah.-Foto: Yuda Sanjaya-radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM - Gunung Kuda yang berada di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, berada di zona pergerakan tanah.
Gerakan tanah bahkan mudah terpicu bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi atau di atas rata-rata.
Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, daerah bencana terletak di Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi.
Sedangkan, berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Terjadinya Gerakan Tanah Provinsi pada bulan Mei 2025, daerah bencana terletak pada Prakiraan Gerakan Tanah Tinggi.
BACA JUGA:Gerak Cepat Tangani Tragedi Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon
Kepala Badan Geologi M Wafid mengatakan, daerah ini memiliki potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah atau longsor.
"Artinya, daerah ini mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," kata Wafid, dalam keterangannya.
Sedangkan faktor penyebab longsor, ada beberapa hal. Misalnya, kemiringan lereng tebing yang sangat terjal (>45°).
Kemudian lokasi gerakan tanah berada di area tambang terbuka dengan metode penambangan teknik under cutting.
BACA JUGA:Anaknya Tantrum Tak Mau Sekolah, Orang Tua di Kuningan Minta Tolong Damkar Berikan Nasehat
Kondisi tanah pelapukan dan litologi batuan yang labil Secara geografis, gerakan tanah ini terletak pada koordinat 6,77399° LS dan 108,40123° BT.
Berdasarkan informasi sementara, peristiwa longsor yang terjadi pada Jumat, 30, Mei 2025 sekitar pukul 10.00 WIB ini menelan korban jiwa hingga 17 orang.
"Gerakan tanah longsor diperkirakan berupa longsoran atau runtuhan bahan rombakan (batu dan tanah) yang dipicu oleh kemiringan lereng yang sangat terjal dan gangguan pada lereng akibat pemotongan lereng," kata Wafid.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Arjawinangun, Jawa, batuan penyusun di daerah bencana termasuk dalam satuan batuan terobosan Andesit Hipersten (Hya) yang memiliki komposisi mineral hipersten, plagioklas, dan sedikit kuarsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: