Tahun Baru Islam: Saatnya Hijrah dari Gaya Hidup Tidak Sehat!

Tahun Baru Islam: Saatnya Hijrah dari Gaya Hidup Tidak Sehat!

Prima Trisna Aji Dosen Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang-istimewa-radarcirebon.com

Oleh: Prima Trisna Aji
Dosen prodi Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang

Opini - Tanggal 27 Juni 2025 akan menjadi momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Dimana hari itu menandai 1 Muharram 1447 Hijriah, awal tahun baru dalam penanggalan agama Islam.

Namun, peringatan ini seharusnya tak hanya dimaknai sebagai pergantian angka dalam kalender saja, melainkan sebagai ajakan untuk merenung dan memperbaiki diri terus menerus.

Di tengah gaya hidup modern yang serba instan dan cenderung abai terhadap kesehatan, Tahun Baru Islam dapat menjadi kesempatan emas untuk melakukan hijrah berpindah dari pola hidup yang merugikan tubuh dan jiwa menuju cara hidup yang lebih seimbang dan sehat.

Makna hijrah dalam Islam tidak terbatas pada perpindahan tempat semata. Lebih dalam dari itu, hijrah adalah simbol perubahan dari yang tidak baik menjadi lebih baik, dari kelalaian menuju kesadaran, dari gaya hidup stagnan monoton menuju cara hidup yang lebih bermakna.

BACA JUGA:Promo Hemat Ongkir JNE di HUT ke-598 Kota Cirebon

Praktek sederhana dari Hijrah Kesehatan adalah dengan meninggalkan kebiasaan yang memperburuk kesehatan menuju pada gaya hidup sehat.

Contohnya biasanya kita suka begadang setiap malam nongkrong sampai larut malam hingga jam 3 malam, kemudian kita ubah dengan memulai tidur jam 9 malam dan bangun jam 1 malam untuk sholat malam.

Meskipun hal sederhana tetapi dampaknya sangat baik dari segi Kesehatan fisik dan mental.

Kemudian hijrah selanjutnya yang biasanya mengkonsumsi makanan yang tidak sehat seperti junk food kemudian dirubah dengan makanan sehat empat sempurna. Hal ini sangat penting karena kasus oebsitas dan penyakit menular yang terus membayangi Masyarakat Indonesia.

BACA JUGA:Al Bahjah Gelar Munajat Kubro Menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah

Data Terbaru: Krisis Gaya Hidup dan Obesitas di Indonesia
Menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan Jocelyn Verna Siswanto et all., pada bulan Mei 2025 di Jurnal Cournell University, prevalensi obesitas pada orang dewasa di Indonesia menunjukkan lonjakan yang sangat signifikan dari 10,5 persen pada tahun 2007 menjadi 23,4 persen pada tahun 2023.

Pada penelitian terbaru tersebut berhasil menemukan metode ilmiah yang bisa screening faktor resiko obesitas pada Masyarakat Indonesia.

Lebih lanjut, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis oleh Kemenkes juga mencatat angka obesitas yang tinggi: sekitar 23,4 persen untuk orang dewasa umur 18 tahun ke atas. Kalau zaman dahulu kasus obesitas atau kelebihan berat badan dialami pada kasus lanjut usia tetapi fakta sekarang ini sangat mencengangkan dimana obesitas juga menghinggapi kelompok usia produktif.

Data lain dari jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan pada Maret 2025 pada Journal Nasional Indonesia memperlihatkan bahwa angka obesitas di DKI Jakarta bahkan mencapai hampir 48 persen pada 2023, salah satu yang tertinggi secara nasional. Kondisi ini memperlihatkan besarnya tantangan: obesitas bukan lagi persoalan individual, melainkan masalah kesehatan publik yang membutuhkan intervensi sistematis dan lintas sektor.

BACA JUGA:Rekomendasi 4 Destinasi Wisata Pantai di Indramayu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: