Tradisi Bubur Suro, Masih Lestari di Desa Kongsijaya Indramayu
Ibu-ibu di Desa Kongsijaya, Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, tengah membuat Bubur Suro yang merupakan tradisi leluhur.--Radar Indramayu
INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Keberadaan tradisi Bubur Suro, ternyata masih dilestarikan oleh warga di Desa Kongsijaya, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu.
Bubur Suro, merupakan hidangan khas dalam tradisi masyarakat Jawa, khususnya saat menyambut Tahun Baru Islam, 1 Muharram atau 1 Suro.
Namun di Desa Kongsijaya, pembuatan Bubur Suro dilakukan tidak bertepatan pada Tahun Baru Islam, melainkan sebagai bentuk rasa syukur warga.
Pembuatan Bubur Suro yang melibatkan banyak orang, menggambarkan keharmonisan antar warga yang terjadi di Desa Kongsijaya.
BACA JUGA:Kabupaten Majalengka Menarik Pelaku Industri Hiburan Nasional, Ini Agenda Terdekat
Selain itu, sebagai langkah untuk melestarikan tradisi yang dilakukan secara turun temurun, masyarakat Desa Kongsijaya terhadap peninggalan leluhur.
Meskipun di tengah perkembangan modernisasi teknologi, nyatanya Bubur Suro masih lestari bagi warga Desa Kongsijaya.
Menurut Sekertaris Desa Kongsijaya, Wargana, pembuatan Bubur Suro merupakan tradisi yang tetap dijaga hingga kini oleh masyarakat sekitar.
"Ini (Bubur Suro) adalah tradisi leluhur kita yang syarat akan makna. Sehingga sudah seharusnya dilanjutkan oleh kita sebagai generasinya," ucap Wargana dikutip dari Koran Radar Cirebon.
BACA JUGA:TEGAS! BRI Branch Office Kuningan Pecat dan Pidanakan Pelaku Fraud
BACA JUGA:Rotasi Kepala Puskesmas, Wabup Majalengka: Layanan Kesehatan Harus Siaga 24 Jam
Tradisi pembuatan Bubur Suro memiliki makna yang sangat mendalam. Bukan sebatas simbol ungkapan rasa syukur semata, melainkan menjadi sarana menjaga keharmonisan masyarakat desa.
Dijelaskan Wargana, proses pembuatan Bubur Suro kerap melibatkan semua masyarakat sekitar.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


