Ok
Daya Motor

Tradisi Bubur Suro, Masih Lestari di Desa Kongsijaya Indramayu

Tradisi Bubur Suro, Masih Lestari di Desa Kongsijaya Indramayu

Ibu-ibu di Desa Kongsijaya, Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, tengah membuat Bubur Suro yang merupakan tradisi leluhur.--Radar Indramayu

"Banyak makna yang tersimpan dalam tradisi Bubur Suro. Selain mengharapkan keberkahan, ini menjadi sarana menjalin tali silaturahmi dengan masyarakat, karena saat pembuatannya melibatkan warga sekitar," jelasnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Kongsijaya Hj Dewi Muninggar mengatakan, pembuatan Bubur Suro sudah menjadi tradisi yang setiap tahun diadakan masyarakat sekitar.

BACA JUGA:Normalisasi Sungai dan Kali Sepanjang 4.005 Meter untuk Antisipasi Banjir di Kota Cirebon

BACA JUGA:Koperasi Merah Putih: Gerakan Ekonomi Rakyat Kecil di Cirebon

Untuk lokasi pembuatan, sebut Hj Dewi Muninggar, biasanya dipusatkan di kantor desa setempat.

Hal tersebut, sambung Hj Dewi Muninggar, menjadi tradisi yang sudah melekat bagi masyarakat di Desa Kongsijaya. 

Karena dengan menjaga tradisi, merupakan bentuk ungkapan rasa syukur dan menjadi sebuah harapan dilimpahkan rezeki di tahun mendatang. 

"Intinya sih menjadi doa, harapan, keberkahan, keselamatan, dan kesuksesan bagi masyarakat desa, dan menjalin kebersamaan memperkuat persaudaraan karena Bubur Suro dibagikan kepada masyarakat," ujarnya. 

BACA JUGA:Terbukti Tangguh dan Multi-Fungsi, YAMAHA GEAR ULTIMA Jadi Pilihan Motor Operasional di Warkopolim

BACA JUGA:3 Tersangka Kasus Dugaan Penyelewengan PIP SMAN 7 Kota Cirebon Jadi Tahanan Kota, Ini Alasan Kejari

Sekedar informasi, Bubur Suro biasanya dibuat dengan campuran berbagai bahan, termasuk tujuh jenis kacang, dan disajikan dengan berbagai pelengkap. 

Bubur Suro melambangkan rasa syukur, keberkahan, dan harapan akan keselamatan di tahun baru atau yang akan datang.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait