Demokrat Tidak Takut Ketinggalan Kereta

Demokrat Tidak Takut Ketinggalan Kereta

*Respons SBY atas Anggapan Lambatnya Kebijakan Koalisi PD JAKARTA - Partai Demokrat merasa yakin dengan keputusan partainya untuk tidak harus terburu-buru menentukan kebijakan politik terkait agenda Pilpres 9 Juli nanti. Ketua Umum DPP PD Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, pilihan untuk memastikan arah koalisi baru ketika masa-masa jelang pendaftaran pasangan capres-cawapres pada sekitar pertengahan Mei 2014 nanti, justru adalah yang terbaik. Usai menutup debat Konvensi Capres PD terakhir di Hotel Sahid, Jakarta, kemarin (27/7), SBY menegaskan kalau partainya masih akan terus mematangkan proses politik di internal partainya terlebih dulu. Sembari, lanjut dia, terus menjalin komunikasi dengan semua pihak, termasuk partai-partai politik di luar Demokrat. Menurut dia, keputusan menjalankan proses di internal yang masih akan melewati sejumlah tahap itu adalah agar putusan dan pilihan partainya nanti menjadi keputusan yang tepat. SBY lalu menegaskan kalau ada satu hal yang ingin disampaikan pada seluruh rakyat Indonesia. Bahwa, kalau partainya bergabung atau koalisi dengan partai lain itu bukan sekadar didasari hitung-hitungan politik semata. \"Bukan sekadar sekian persen tambah sekian persen (sehingga) menjadi cukup untuk mengajukan calon sendiri, bukan itu. Atau, (hitung-hitungan) agar Partai Demokrat tidak ketinggalan kereta dukung capres a atau b,\" kata SBY. Demokrat, lanjut dia, bukan partai yang oportunis. Partai yang hanya mengejar agar tidak sampai terlewat untuk bisa masuk dalam barisan koalisi tertentu. Menurut dia, partainya mendasarkan diri pada niat dan semangat agar jika nanti berhasil meraih mandat memerintah 5 tahun ke depan, bangunan koalisi yang ada bisa ikut sama-sama mendorong keberhasilan pemerintah nantinya. \"Bukan, sekali lagi, persentae ketemu dengan persentase, apalagi dengan (mengajukan) persyaratan yang tidak semestinya, bukan,\" tandas presiden RI yang hampir menyelesaikan periode keduanya tersebut. Di luar proses internal partainya yang hingga beberapa waktu kedepan masih akan berjalan, SBY kemudian juga memaparkan tentang perlunya mencocokkan platform partainya dengan visi misi yang diusung partai lain sebagai pertimbangan dalam membentuk koalisi. Platform Demokrat yang dia maksud adalah diantaranya yang telah tertuang di dalam program aksi, termasuk sasaran umum dan 11 sasaran khusus yang dalam pemilihan legislatif lalu menjadi bahan kampanye. \"Kami tentu tidak dukung (kalau) platformn (partai/capres) itu bertentangan total dengan apa yang menjadi platform Partai Demokrat,\" kata SBY. Menurut dia, lebih baik partainya berada di luar pemerintahan jika menghadapi kondisi tersebut. \"Kami akan jadi bagian solusi dan tetap berkontribusi bagi kemajuan bangsa meski dengan cara berbeda,\" tandasnya. Sehari sebelumnya, lewat penjelasan Sekretaris Komite Konvensi PD, setelah menyelesaikan tahapan debat capres, maka fase berikutnya adalah tahapan penetapan pemenang konvensi. Tiga lembaga dijadwalkan mulai hari ini akan mulai turun ke lapangan melakukan survei elektabilitas terhadap 11 peserta konvensi capres yang ada. Survei yang dilaksanakan tiga lembaga yang di-endorse khusus komite konvensi itu diperkirakan menyelesaikan risetnya pada minggu pertama awal Mei 2014 nanti. Meski demikian, bukan berarti penetapan pemenang konvensi bisa segera dilakukan. Hasil survei, menurut Suadi, masih akan dievaluasi dan dianalisa dulu oleh tim audit lembaga survei yang telah direkrut dari kalangan independen. Dan, baru sekitar 13 Mei, hasil tim audit akan dibawa ke komite untuk kemudian diteruskan ke Majelis Tinggi. Lembaga tertinggi di Demokrat yang juga diketuai SBY itu lah yang nanti akan menentukan arah koalisi partai berlambang bintang mercy tesebut. Termasuk, menetapkan di posisi apa pemenang konvensi akan diajukan. Hingga saat ini, ada tiga skenario yang disiapkan Demokrat terkait pilpres nanti. Selain membentuk poros koalisi sendiri, opsi untuk mendukung salah satu capres dari tiga poros koalisi mainstream (PDIP, Golkar, Gerindra) juga masih terbuka. Termasuk, pilihan terakhir untuk menjadi berada di luar pemerintahan jika dua pilihan pertama tidak bisa direalisasikan. \"Saya gunakan common sense, akal sehat, tidak ikut-ikutan larut gegap gempita manuver politik yang ada. Kami punya kepribadian, kami punya pikiran dan sikap, dan sekali lagi PD bukan partai yang opurtunis (dalam menentukan pilihan koalisi),\" tegas SBY kembali. Di antara 11 peserta konvensi yang ada, Dahlan Iskan hingga beberapa waktu terakhir masih unggul elektabilitasnya dibanding lainnya. Didasarkan pada hasil survei lembaga-lembaga yang sempat memotret tingkat keterpilihan peserta konvensi, posisi menteri BUMN itu bahkan berada jauh meninggalkan 10 peserta lainnya. Ditemui di sela pelaksanaan konvensi, Dahlan Iskan menegaskan bahwa pihaknya menyerahkan seluruh kebijakan terkait koalisi kepada pimpinan partai Demokrat. Sebagai peserta konvensi, dia menyatakan, kalau hal tersebut bukan lagi menjadi wilayah dirinya untuk ikut menentukan. Termasuk, keptusan Demokrat nanti untuk mengusung sendiri capres atau hanya mengajukan cawapres untuk disandingkan dengan capres dari partai lain. \"Saya siap jadi calon presiden, saya juga siap jadi cawapres, dan saya juga siap tidak menjadi apa-apa,\" tegas Dahlan enteng sambil tersenyum. Mantan dirut PLN itu juga menegaskan kalau dirinya hingga saat ini memilih untuk tidak ikut-ikutan aktif melakukan komunikasi politik dengan partai atau pihak tertentu terkait pencapresan. \"Saya tidak kontak dan memang tidak mau kalau diajak komunikasi soal capres-capresan. Kecuali, kalau nanti saya diperintah partai, baru nanti akan saya lakukan,\" imbuhnya. Pernyataan senada juga disampaikan peserta konvensi lainnya Ali Masykur Musa. Selain sejauh ini juga tidak berusaha menjalin komunikasi politik dengan pihak lain soal pencapresan, anggota BPK itu menyerahkan sepenuhnya pada Demokrat tentang siapa nantinya diantara 11 peserta konvensi yang akan diusung menjadi capres atau cawapres. \"Saya yakin Pak SBY punya cara pandang tersendiri terkait itu,\" kata Ali Masykur. (dyn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: