Iberia Kuasai Kompetisi Eropa

Iberia Kuasai Kompetisi Eropa

TURIN - Lolosnya Sevilla dan Benfica ke final Europa League sekaligus menegaskan dominasi negara-negara asal semenanjung Iberia di pentas sepak bola Eropa. Sebelumnya, dua tim asal Spanyol, Atletico Madrid dan Real Madrid lebih dulu mengamankan tiket ke final Liga Champions. Semenanjung Iberia adalah wilayah yang terletak di ujung barat daya Eropa dengan lima negara berada di dalamnya. Yaitu Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar serta sedikit Prancis. Wilayah selatan dan barat dari semenanjung ini dibatasi langsung dengan Samudera Atlantik. Ya, satu-satunya wakil asal Portugal, Benfica berhasil lolos ke final dengan agregat 2-1 setelah berhasil bermain imbang tanpa gol melawan Juventus di Juventus Stadim, dini hari kemarin (2/5). Sebelumnya, juara Liga Primeira Portugal ini berhasil menang 2-1 saat menjamu Juventus di Lisbon, 25 April lalu. Dalam waktu yang sama, Sevilla juga berhasil keluar dari lubang jarum sebelum meraih tiket final. Bertandang ke markas Valencia, tim besutan Unai Emery ini tertinggal 0-3 lebih dulu dari tuan rumah yang masing-masing dicetak oleh Sofiane Feghouli (14’), serta gol bunuh diri yang dilakukan oleh Beto (26’) dan Jeremy Mathieu (70’). Tapi, Sevilla tidak mau menyerah. Mereka berhasil merubah kemenangan tuan rumah itu menjadi duka, setelah Stephane M’Bia berhasil memasukkan satu gol saat injury time tinggal menyisahkan satu menit. Hasilnya, agergat menjadi 3-3 dan Sevilla lolos dengan keuntungan gol tandang. \"Kami berhasil mencapai final karena kami bermain lebih baik dari Juventus di dua pertemuan. Tidak hanya saat di Lisbon, tapi kami juga berhasil mendominasi pertandingan saat di Turin,\" kata Jorge Jesus, pelatih Benfica kepada Sky Sport Italia setelah pertandingan. Pria 39 tahun ini memang layak puas dengan kinerja anak buahnya selama pertandingan. Yakni menahan imbang La Vecchia Signora -julukan Juventus- di kandang mereka sendiri. Itu adalah pekerjaan berat. Juve memang sangat tangguh dalam permainan kandang. Dari 25 laga, mereka berhasil memborong 22 kemenangan, sementara tiga lainnya berakhir imbang. Hebatnya lagi, keberhasilan penggawa Benfiquistas -julukan Benfica- berhasil diraih dengan hanya diperkuat oleh sembilan pemain setelah dua pemain mereka mendapat kartu merah, Enzo Perez (67’), serta Lazar Markovic yang terlibat perkelahian dengan striker Juve Mirko Vucinic pada menit ke-89. Dan, keduanya pun langsung diusir oleh wasit Mark Clattenburg asal Inggris saat itu juga. \"Awalnya saya berpikir bahwa kami tidak mudah untuk bangkit dengan situasi seperti ini. Apalagi, Juve terus memberikan tekanan dan menyerang kami secara terus menerus,\" ujar Jesus. \"Tapi, kami tahu, bahwa kami harus tetap tenang untuk bisa mempertahankan keunggulan kami di leg pertama,\" lanjutnya. Sementara itu, Antonio Conte menyebut bahwa kegagalan mereka untuk melaju ke final tersebut adalah hasil yang sangat memalukan. Karena, dengan tersingkirnya Juve maka tidak akan ada tuan rumah pertandingan final yang berlangsung di Juventus Stadium, Turin, 15 Mei mendatang. \"Ini adalah hasil yang sangat memalukan. Karena, kami sudah berusaha keras di dua pertemuan, tapi hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi,\" ucapnya. \"Tapi, saya pikir Juventus memberikan semua yang mereka punya. Ini adalah musim yang menarik, tetapi juga sangat melelahkan. Itu karena untuk pertama kalinya kami telah mencapai tahap akhir dari kompetisi Eropa,” lanjutnya. (dik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: