Demi Poin 100 dan Capocannonieri

Demi Poin 100 dan Capocannonieri

TURIN - Kesuksesan Juventus meraih hat-trick scudetto tidak lantas membuat mereka mengendorkan semangat di tiga pertandingan sisa. Ya, demi mengejar sejumlah rekor baru sebelum menutup musim, pasukan La Vecchia Signora -julukan Juventus- dipastikan tampil lebih fight sampai jatah pertandingan terakhir. Nah, target lain yang saat ini menjadi fokus baru tim besutan Antonio Conte ini adalah berambisi untuk mengakhiri musim ini dengan koleksi 100 poin, serta berusaha mengantarkan sang striker Carlos Tevez menjadi capocannonieri atau pencetak gol terbanyak di musim ini. \"Kami memang tidak begitu yakin bisa mencapai target itu, karena lawan yang akan kami hadapi bakal memberikan tekanan lebih kuat,\" kata Antonio Conte kepada Sky Sport Italia. \"Tapi, itu menjadi kredit poin tersendiri untuk saya mendorong pemain untuk bekerja lebih keras lagi,\" lanjutnya. Saat ini, Juve mengoleksi 63 poin dan masih menyisahkan tiga pertandingan lagi, belum termasuk hasil pertandingan melawan Atalanta yang baru berlangsung dini hari tadi. Itu berarti, peluang Juve untuk melampaui target 100 poin musim ini bisa tercapai bila sukses memborong kemenangan dalam semua laga sisa. Selain Atlanta, Juve akan bertandang ke markas Roma (11/5) dan menjamu Cagliari (18/5). Sementara itu, Carlitoz -sebutan Carlos Tevez- juga masih memiliki banyak peluang untuk meraih rekor individunya. Dengan koleksi 19 gol, Tevez masih bisa menambah koleksi golnya untuk menyingkirkan striker Torino, Ciro Immobile yang kini berada di posisi top scorer dengan koleksi 21 gol. Torino sendiri hanya menyisahkan dua pertandingan lagi. Seperti yang diketahui, tim besutan Conte ini memenangkan gelar Italia yang ke-30 kemarin (5/5) malam tanpa harus menendang bola. Itu setelah Roma yang berada di peringkat kedua klasemen, secara mengejutkan menyerah 1-4 di tim yang terancam degradasi, Catania. Hasil tersebut membuat Roma yang baru mengoleksi 85 poin dan menyisahkan dua jatah pertandingan, sudah tidak bisa mengejar koleksi poin Juve. \"Ini adalah kedua kalinya saya berhasil memenangkan scudetto tanpa berkeringat. Saya pernah merasakan momentum ini seperti sekitar sepuluh tahun yang lalu,\" tambah kapten Juve, Gianluigi Buffon. \"Tapi, kali ini ada yang berbeda, sensasinya lebih spesial dan masih sangat indah,\" ucapnya kepada Mediaset Premium. Meski begitu, penjaga gawang berusia 36 tahun ini mengakui bahwa dia lebih memilih untuk merayakan juara setelah mengakhiri sebuah pertandingan. \"Tentu saja saya lebih memilih kepuasan menang di lapangan, saat itu peluit ditiup dan Anda telah memberikan semua yang Anda punya, baik fisik dan psikologis, tentu lebih puas,\" ungkap kiper Timnas Italia itu. Selain itu, kesuksesan Juve merengkuh gelar ketiga mereka tersebut, sekaligus membawa kredit poin tersendiri bagi Antonio Conte, sang pelatih. General Manager Bianconeri -sebutan lain Juve- Beppe Marotta mengungkapkan bahwa Conte adalah salah satu tactian terbaik di dunia saat ini. \"Saya menganggap Conte adalah satu diantara pelatih terbaik di dunia, baik untuk strategi sepak bola dan cara dia memotivasi tim untuk selalu tampil dengan sempurna. Dia sangat berharga untuk Juventus saat ini dan semua musim yang akan datang, dan kami akan mempertahankan dia di tim sekuatnya,\" janji Marotta. (dik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: