Tragedi Crystanbul

Tragedi Crystanbul

LONDON – Tanggal 25 Mei 2005, Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, akan menjadi tanggal dan tempat yang selalu berada di benak fans sepak bola seluruh dunia. Terutama suporter Liverpool dan AC Milan. Ketika itu, grand final Liga Champions dipanggungkan. Pada babak pertama AC Milan sudah unggul 3-0 lewat Paolo Maldini dan dua gol Hernan Crespo. Pemain Milan kabarnya sudah merayakan kemenangan saat turun minum. Namun, keajaiban terjadi. Pada babak kedua, Liverpool secara dramatis mencetak tiga gol balasan melalui Steven Gerrard, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonson. Liverpool akhirnya menjadi juara setelah menang adu penalti. Nah, kejadian tragedi Istanbul tersebut terulang di Selhurst Park, kandang Crystal Palace, kemarin (6/5). Tetapi kali ini yang menjadi korban adalah Liverpool. Memimpin 3-0 lebih dulu hingga menit ke-79 lewat Joe Allen (18’), Daniel Sturridge (53’), dan Luis Suarez (55’), Liverpool kebobolan hanya dalam tempo 13 menit. Yakni melalui gol bek tengah Damien Delaney (79’) dan dua gol pemain pengganti Dwight Gayle masing-masing pada menit ke-81 dan 88. \"Tidak ada keraguan. Manchester City akan melaju dan memenangkannya,\" ucap Manajer Liverpool, Brendan Rodgers kepada BBC. \"Namun, kami harus menang pada pertandingan terakhir untuk memberikan tekanan kepada City. Kami harus melakukannya,\" imbuh pria asal Irlandia Utara tersebut. Hasil seri ini memang masih membuat Liverpool ada di puncak klasemen dengan 81 poin. City ada di posisi kedua, tertinggal satu angka. Berbeda dengan Liverpool yang hanya menyisakan satu pertandingan melawan Newcastle United di Anfield (11/5), The Citizens masih mengantoni dua laga. City hanya membutuhkan empat angka dari dua laga untuk mengunci gelar. Sebab, selisih gol City atas Liverpool memang terpaut cukup jauh, 59 berbanding 50. Memang, catatan kebobolan The Reds musim ini sangat buruk. Dalam dua laga terakhir gawang Simon Mignolet terkoyak lima kali. Sepanjang musim, sudah 49 gol yang bersarang ke gawang kiper asal Belgia itu. Bandingkan dengan peringkat tiga Chelsea yang cuma kebobolan 26 atas City (37 gol). Jika akhirnya menjadi kampiun, Liverpool adalah tim juara dengan kebobolan terbanyak setelah Derby County pada 1975, yakni 50 gol. \"Ini jelas adalah kekecewaan yang sangat besar. Dalam 78 menit, kami bermain sangat bagus. Kami melakukan apa yang ingin kami lakukan. Pertahanan kami solid. Kami mengontrol bola dengan baik. Namun pada akhirnya kami kebobolan tiga gol,\" sesal Rodgers. Sementara itu, Manajer Palace Tony Pulis memuji setinggi langit suporter tuan rumah yang masih berisik walau sudah tertinggal 0-3. Bagi Pulis, itu merupakan tambahan tenaga yang sangat besar untuk bisa menyamakan kedudukan. Pulis menampik pujian yang datang kepadanya. Terutama ketika mantan manajer Stoke City itu memasukkan Dwight Gayle untuk mengganti Jason Puncheon pada menit ke-65. Gayle akhirnya mencetak dua gol. \"Kadang pergantian itu bekerja untuk Anda. Kadang tidak. Saya bersyukur itu bekerja bagi kami. Dalam 20 menit adalah fantastis. Pemain menunjukkan karakter sesungguhnya. Penonton juga amat dahsyat!,\" tegas Puli kepada London Evening Standard. (nur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: