Bocah SD Sodomi Lima Anak TK

Bocah SD Sodomi Lima Anak TK

**Pelaku Mengakui Pernah Jadi Korban Sebelumnya   CIREBON - Kisah pelecehan anak di bawah umur seperti virus yang cepat menyebar. Setelah sebelumnya Indonesia dihebohkan dengan kasus Emon raja sodomi dari Sukabumi dan kasus di Jakarta International School (JIS), kini kasus serupa terulang di Cirebon. Lima bocah usia taman kanak-kanak (TK) itu, menjadi korban sodomi yang diduga dilakukan S (9), siswi SD yang merupakan teman sepermainannya. Musibah ini menimpa lima orang anak yang terdiri dari empat laki-laki dan satu perempuan yakni M (6) warga Desa Kreyo, A (6) warga Desa Kreyo, D (6) warga Desa Bangodua, G (6) warga Desa Bangodua, dan N (5) warga Desa Bangodua. Peristiwa ini terungkap saat G mengeluh kepada ibunya karena merasa sakit waktu buang air besar. Setelah ditanya rupanya sehari sebelumnya Rabu (7/5), G mengaku dipaksa menuruti kemauan S dan lubang anusnya dimasuki kemaluan S di sebuah kebun kosong di dekat rumah pelaku saat sedang bermain. Setelah itu, sontak keluarga G ribut dan marah, akhirnya hal tersebut terdengar oleh tetangga dan akhirnya banyak tetangga datang dan mengaku menjadi korban S juga. Namun, karena hal tersebut merupakan aib, keluarga korban yang lain memilih bungkam dan baru bersuara ketika sudah ada yang berniat melaporkan. Keluarga korban akhirnya mendatangi balai Desa Bangodua dan meminta pihak pemdes mencarikan solusi atas masalah yang terjadi karena kebetulan rumah pelaku dan korban bertetangga walaupun beda desa. Setelah dilakukan pertemuan di balai desa, antara pihak keluarga korban dan pelaku malah bersitegang dan tidak kunjung menemukan jalan tengah. Akhirnya pihak pemerintah desa meminta saran kepada babinmas dari Polsek Klangenan dan setelah dilakukan dialog akhirnya bersama-sama menuju Polres Cirebon. Para korban kemudian membuat laporan ke PPA Polres Cirebon. Setelah membuat laporan, para korban dan pelaku, visum ke RSUD Arjawinangun. Yang menghebohkan lagi, ternyata pihak pelaku juga merupakan korban sodomi yang dilakukan oleh B (13) seorang siswa SMP kelas 1 di Kecamatan Klangenan yang juga warga Desa Kreyo. Kaur Trantib Desa Bangodua Rusmono mengatakan, menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada pihak kepolisian. Ia mengaku tidak bisa mengambil tindakan apapun karena pelaku dan korban sendiri masih kecil sekali dan ternyata dengan beberapa korban masih ada hubungan keluarga. “Kita serahkan tindak lanjutnya ke penyidik PPA Polres Cirebon. Yang penting sekarang dari pihak pemdes sudah berbuat maksimal untuk menyelesaikan masalah tersebut, terlebih pelaku juga merupakan korban juga,” ungkapnya. PELAKU JUGA PERNAH JADI KORBAN Dari penelusuran Radar, ternyata pelaku S (9), warga Desa Kreyo, Kecamatan Klangenan, sebelumnya pernah menjadi korban sodomi yang dilakukan B (13), warga Desa Kreyo yang masih pelajar kelas 1 SMP. Hal inilah yang kemudian membuat S melakukan hal yang sama kepada teman sepermainannya, karena kurangnya pemahaman yang diberikan orangtua dan para pendidik di sekolah. Hal ini membuktikan bahwa ada kemungkinan korban bisa menjadi pelaku. Sementara itu menurut keterangan Kaur Trantib Desa Bangodua, Ruasmono, saat mediasi di balai desa Kamis (8/5) berlangsung, pelaku mengaku sebelumnya juga disodomi beberapa kali oleh seorang warga Desa Kreyo berinisial B. Bahkan tidak hanya sekali, pelaku mengaku disodomi sebanyak 3 kali di sebuah kandang kambing di Desa Kreyo saat hujan sebanyak tiga kali oleh B. “Kemungkinan ada korban lain tidak menutup kemungkinan, kita juga tidak tahu apakah nantinya ada korban baru atau tidak, yang pasti hal ini menjadi ranah pihak kepolisian untuk bisa mengungkap kasus tersebut,” ujarnya. Dari penelusuran Radar, hanya 3 dari  5 korban yang berhasil ditemui oleh Radar, tampak bocah –bocah tersebut bertingkah layaknya tidak terjadi apa. Mereka cenderung tidak mengerti kalau ternyata baru saja menjadi korban pelecehan seksual. Sementara itu, Kaur Trantib Desa Kreyo Pi’i mengaku dirinya baru saja mengetahui dan mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak pemdes Bangodua karena korban dan pelaku berasal dari dua desa tersebut. Ia juga sudah mendengar kalau pelaku utama adalah warganya yakni BGS yang merupakan siswa kelas I  SMP. “Kita masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait langkah-langkah yang diambil kita tunggu arahan dari Polres,” ungkapnya. (dri)        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: