Kuningan Targetkan Konsumsi Ikan
KUNINGAN- Peluang usaha perikanan di Kuningan masih terbuka luas. Namun hingga saat ini peluang itu belum dimanfaatkan warga, meskipun sarana dan prasana tersedia. Data dari Dinas Pertanian, Perternakan, dan Perikanan (Disnakan) Kuningan hingga saat ini Kuningan masih kekurangan ikan. Dari kebutuhan 24.200 ton ikan per tahun baru terpenuhi sekitar 10.143 ton. Kekurangan ikan tersebut dipenuhi dari daerah lain baik ikan laut maupun tawar. Bahkan bukan hanya produksinya yang kurang, untuk kebutuhan bibit pun masih dipasok dari luar daerah. Kondisi tersebut yang tengah diperjuangkan Distanakan agar bisa terpenuhi petani lokal. “Penyebab belum terpenuhinya kebutuhan ikan karena kolam ikan yang ada belum dimanfaatkan secara produktif. Masyarakat hanya mengonsumsi pada saat tertentu seperti Lebaran atau pun pada saat hajatan,” jelas Kadistanakan Kuningan Ir Bunbun Budhyasa pada saat Pelatihan TOT bagi penyuluh di Aula Balai Benik Ikan Kuningan, Selasa (13/5). Karena itu, produksi ikan tidak meningkat mengingat kolam hanya dijadikan “hiasan”. Padahal menurutnya, jika kolam ikan dimanfaatkan secara maksimal hasilnya akan bagus. Di Kuningan sendiri terdapat 800 ha lahan kolam ikan yang 523 ha di antaranya aktif. Sisanya tidak aktif karena dibiarkan warga. Pihak distanakan akan terus berupaya memberdayakan pemilik kolam baik melalui pelatihan hingga pemberian bantuan bibit. “Bagaimana BBI akan berkembang kalau kolam ikan yang ada hanya dipanen satu tahun sekali. Harusnya kalau produktif bisa dua hingga tiga kali (panen, red), maka ikan yang diproduski BBI banyak dibeli warga,” ucap mantan kepala BP4K Kuningan itu. Meski produksi di Kuningan belum mencukupi, namun untuk konsumsi ikan per kapita warga Kuningan terus mengalami perkembangan yang positif. Untuk tahun 2013 konsumsi per kapita adalah 21,5 kg/orang atau masih kurang 1 persen dari target Jabar 22,5 kg/orang/tahun. Dengan jumlah tersebut menunjukkan bahwa pemahaman warga meningkat terkait kandungan gizi yang ada dalam ikan sangat tinggi. Sehingga tinggal memperbaiki produksinya agar konsumsi yang tinggi tersebut dibarengi dengan tingkat produski. “Sebenarnya kalau warga mau, bisa terwujud produksi meningkat. Mereka tidak usah membeli, namun tinggal mengambil yang ada di kolam milik sendiri,” tandas Bubun. Ia yakin dengan kerja sama semua pihak, target yang dicanangkan bisa terwujud. Kelebihan Kuningan yang berlimpah mata air menjadi keuntungan tersendiri. Kasi Sumberdaya dan Teknik Perikanan Denny Rianto menambahkan, pada tahun ini ditargetkan konsumsi ikan menjadi 22,5 kg/orang per tahun. Untuk target skala nasional masih tinggi, yakni 30 kg. “Trennya sangat bagus, ini menandakan program yang kami rancang berhasil,” ujar Denny. Pada tahun 2014, lanjut Denny, pemerintah menargetkan konsumsi 25,5/kg/kapita/tahun. Dengan adanya program sosialisasi gemar makan ikan, pemahman yang meningkat dan produksi ikan yang terus naik target tersebut optimis bisa tercapai. Meningkatnya konsumsi ikan, kata dia, tidak terlepas dari tiga faktor, yakni meningkatnya daya beli, pemahaman dari warga serta sosialiasi dari pemerintah. “Kini mereka sadar, dibanding dengan daging, ikan lebih bagus dan aman untuk dikonsumsi,” jelasnya. Saat ini pemerintah pun terus mendorong agar masyarakat menyukai ikan. Bahkan, untuk mengembangkan agar produksi ikan naik, pemerintah selalu membantu warga baik melalui UPR (unit pembenihan rakyat) maupun pengembangan kawasan perikanan. Sementara dari pantauan Radar, acara pelatihan TOT berlangsung selama dua hari dan diikuti puluhan penyeluh yang ada di Kuningan. Pelatihan itu diharapkan pengetahuan peserta bertambah dan bisa berbagi dengan warga, khususnya pemilik kolam. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: