Pejabat Terkecoh Uang Palsu

Pejabat Terkecoh Uang Palsu

*Jenis Kertas dan Benang Pengaman Bisa Ditiru MAJALENGKA - Meski uang sudah akrab dalam setiap aktivitas keseharian, namun masih banyak yang terkecoh jika diminta membedakan antara uang yang asli dengan uang palsu (upal). Tak terkecuali para pejabat teras di Majalengka, masih ada yang keliru ketika diminta membedakannya. Saat diminta membedakan upal dan uang asli oleh salah satu staf Bank Indonesia (BI) Cirebon, Wakil Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd maupun Ketua DPRD H Surahman SSos sempat tertukar ketika menunjuk mana uang yang asli dan mana upal. Bentuk fisik uang asli dan upal yang dijadikan sampel oleh staf BI tersebut, memang secara kasat mata tampak identik, nyaris sama persis 99 persen, sehingga orang kebanyakan keliru saat diminta membedakannya. Para Kepala OPD dan pejabat teras Pemkab Majalengka yang hadir dalam kesempatan itu, juga masih banyak yang terkecoh. \"Upal yang beredar saat ini, banyak yang memiliki ciri identik. Ada sekitar empat elemen yang sudah bisa dipalsukan,\" kata Mia, staf BI yang menerangkan demonstrasi perbedaan uang asli dan upal ini. Lima tanda yang saat ini sudah bisa dipalsukan tersebut, kata dia, di antaranya desain, jenis kertas, tiruan tanda air, dan tiruan benang pengaman. \"Yang saat ini teknologinya belum bisa dipalsukan adalah optical variable ink (OVI). Dimana pada setiap pecahan uang rupiah, terdapat cetakan logo khusus yang kalau dilihat dari sudut yang berbeda-beda, bisa berubah warna,\" tuturnya. OVI ini, kata dia, masih jadi teknologi andalan yang dibuat banyak negara termasuk Indonesia, untuk mempertegas perbedaan uang palsu dengan uang asli yang di Indonesia dicetak Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri). Menurutnya, selain membedakan dengan ciri OVI, ada juga beberapa metode membedakan uang asli dan yang palsu. Yakni melihat, meraba, dan menerawang. Melihat cepatan desain yang cetakannya tegas dan tajam, meraba angka nominal di uang yang terasa kasar, serta menerawang tanda air dengan menghadapkan ke cahaya, juga menerawang cetakan OVI yang bisa berubah warna kalau dilihat dari sudut yang berbeda-beda. \"Yang paling mudah adalah menyinari dengan sinar ultraviolet lalu muncul angka yang sesuai dengan nominal uang. Tapi ini kan perlu alat, kalau cara sederhananya adalah 3D. Dilihat, diraba, dan diterawang,\" tuturnya. Sementara itu, wabup yang sempat terkecoh ketika diminta membedakan upal, mengakui jika perbedaan upal yang beredar ternyata nyaris sama persis dengan yang asli lantaran sudah banyak teknologi yang dipalsukan. Dia pun mengimbau kepada masyarakat untuk lebih hati-hati dalam bertransaksi agar jangan sampai dirugikan dengan adanya upal yang beredar di lingkungan sekitarnya. Serta meminta kepada aparat kepolisian untuk terus menekan dan mencegah adanya ancaman peredaran upal di Majalengka. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: