Sikap Acep Dinilai Reaktif

Sikap Acep Dinilai Reaktif

**Terkait Kritik Masyarakat terhadap Kinerja Duet Utama KUNINGAN – Aktivis F-Tekkad Soejarwo menilai, Wabup Acep Purnama terlalu reaktif dalam bersikap. Sikap reaktif dalam merespons berbagai kritik terhadap kinerja duet Utje-Acep, menurutnya, tidak mustahil akan memunculkan penilaian miring dari masyarakat. Di mana posisi wabup hanya sebagai bemper dan lebih berfungsi sebagai jubir. “Dengan memerankan wabup sebagai jubir dikhawatirkan akan menghapus tupoksi bagian humas setda. Idealnya wabup dapat lebih optimal memainkan perannya dengan lebih banyak memberi masukan kepada bupati, dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pembangunan. Sehingga akan lebih tampak action duet kepemimpinan periode 2013-2018 itu,” kata Jarwo. Sikap diam bupati terhadap berbagai masukan dari masyarakat, juga dikhawatirkan akan memunculkan persepsi bahwa bupati anti kritik. Bahkan tidak mustahil akan memunculkan dugaan, bahwa bupati tidak pernah mengetahui adanya kritik masyarakat yang disampaikan melalui media. Kalaupun saat ini muncul berbagai tudingan bahwa duet Utje-Acep belum menunjukkan hasil kerja yang terlihat langsung oleh masyarakat, seharusnya bagian humas setda dalam kapasitasnya sebagai jubir pemkab dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat, program yang saat ini menjadi prioritas. Tugas humas jangan sekadar membuat pres rilis kegiatan pimpinan yang sifatnya seremonial belaka. “Tapi sudah seharusnya bisa menyajikan informasi berbagai kegiatan yang sedang dilakukan SKPD di lingkup Pemkab Kuningan. Dan yang terpenting, keberadaan Bagian Humas bukan hanya ditunjukkan dengan mengekor kegiatan pimpinan,” ucapnya. Harus diakui, kata Jarwo, memasuki akhir semester pertama kepemimpinan duet Utje-Acep nyaris tidak terdengar gebrakan berarti yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Yang ada hanyalah sekadar rutinitas birokrasi yang semua orang pun dinilainya bisa melakukan. Sementara sinergitas, akselerasi dan inovasi, merupakan tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam mengelola pemerintahan. Terpisah, salah seorang pimpinan DPRD, Drs Toto Suharto SFarm Apt angkat bicara terkait ketidaktahuan Wabup H Acep Purnama MH atas penolakan DPRD terhadap pertambangan geothermal oleh Chevron di lereng gunung Ciremai. Toto mengaku heran dengan komentar Acep Purnama. Karena menurut Toto, pihaknya sudah menjelaskan alasan penolakan DPRD, termasuk ketika aksi demo penolakan diterima Sekda Drs H Yosep Setiawan MSi. “Masa ah (masa tidak tahu, red). Pak sekda waktu demo geothermal kan ada di DPRD. Soal analisis itu kan sudah dilakukan oleh Komisi C DPRD pimpinan Nuzul Rachdy SE,” jawab ketua DPD PAN Kuningan tersebut, kala dipinta tanggapan atas komentar Wabup Acep Purnama. Sebelumnya, kepemimpinan Bupati Hj Utje Ch Suganda MAP dan Wabup H Acep Purnama MH yang hampir memasuki usia 200 hari, menuai tanggapan dari beberapa kalangan. Akademisi sekaligus praktisi hukum, Edi Nugraha SH MSi mengatakan sampai saat ini belum ada gebrakan dari kedua pemimpin tersebut. Hasil pengamatannya, sejauh ini yang diperbuat hanya hal-hal yang bersifat administrasi belaka. Bagi Edi, itu merupakan tradisi birokrasi, bukan mengarah pada perubahan yang didambakan. Padahal yang dibutuhkan rakyat ialah keluar dari kesulitan yang dialami mereka. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: