Suhu Panas Terjang AS, 13 Orang Tewas

Suhu Panas Terjang AS, 13 Orang Tewas

Badai Debu Hebat Terpa Arizona CHICAGO– Cuaca tidak bersahabat kembali mendera Negeri Paman Sam. Udara panas menyengat menyelimuti sebagian besar wilayah AS dalam sepekan terakhir. Hingga kemarin (21/7) sedikitnya 13 orang tewas akibat suhu udara atau temperatur tinggi yang melanda 17 negara bagian. Malah pekan depan suhu di kawasan negara bagian tengah AS diramalkan bakal mencapai rekor tertinggi. Dalam hitungan hari, temperature udara di kawasan itu diperkirakan melampaui 100 derajat Fahrenheit atau 37,7 derajat Celsius. ”Kombinasi temperatur yang sangat panas dan kelembapan udara yang tinggi akan menciptakan rekor panas tertinggi di wilayah tengah AS,” terang Badan Keatmosferan dan Kelautan Nasional AS (NOAA) dalam keterangan tertulisnya kemarin. Menurut lembaga tersebut, hawa panas akan bergerak ke arah timur sesuai arah angin. Tetapi, sampai pekan depan, suhu dan kelembapan tinggi akan tetap bertahan di wilayah tengah. “Mungkin, pada akhir pekan depan, hawa panas baru akan bergeser ke arah timur,” ujar jubir NOAA yang tidak disebutkan namanya tersebut. Sebaliknya, semakin ke barat seperti di wilayah California dan Arizona, suhu udara semakin mendekati normal. Kendati begitu, ada peringatan bahaya kebakaran di Nevada dan Utah. Selama beberapa hari terakhir ini, Arizona telah dilanda serangkaian badai debu cukup hebat. Dampaknya, badai itu mengakibatkan penundaan penerbangan pesawat. Selain itu, suplai listrik juga terputus. Sementara itu, suhu udara hingga 107 derajat Fahrenheit diramal terjadi di Phoenix kemarin atau turun dibandingkan 111 derajat pada akhir pekan lalu. Di selatan California, suhu udara sempat mencapai rekor 113 derajat Fahrenheit (45 derajat Celsius) September tahun lalu. Hal itu terutama terjadi di pusat Kota Los Angeles. Kali ini, temperature di sana diperkirakan mencapai level tertinggi pada kisaran 80 derajat Fahrenheit (sekitar 20-an derajat Celsius). Berdasar catatan National Weather Service (NWS), dalam sebulan terakhir, tak kurang dari 1.000 rekor suhu panas terjadi di seantero AS. Di Negara Bagian Oklahoma, misalnya, akibat temperatur udara yang terlalu tinggi, asap di sejumlah jalan raya di kawasan selatan wilayah tersebut seperti meleleh. Sebagian warga dilarikan ke rumah sakit karena dehidrasi. Selasa (197) waktu setempat, wilayah sepanjang pesisir timur AS mulai merasakan dampak suhu panas ekstrem tersebut. Diramalkan suhu panas itu akan mencapai New York dan Washington D.C. dalam hitungan hari. Karena itu, NWS mengimbau warga ekstra waspada. Sebab, setiap tahun hawa panas merenggut nyawa sedikitnya 162 orang. Lebih mematikan daripada badai, banjir, dan tornado. Untuk mencegah jatuh korban lebih banyak, pemerintah bakal membangun fasilitas khusus untuk mendinginkan temperatur. Fasilitas yang disebut cooling center itu akan membantu warga yang kurang mampu dan tidak memiliki penyejuk ruangan. Kebetulan, hawa panas kali ini menyelimuti sebagian besar wilayah miskin yang juga tidak menerima cukup aliran listrik. Khusus kepada warga lanjut usia, pemerintah AS telah mengimbau agar mereka tidak melakukan banyak aktivitas di luar rumah. Sejauh ini, korban tewas akibat suhu panas adalah warga lanjut usia atau rata-rata yang berusia di atas 65 tahun. Selain mengurangi aktivitas di luar rumah, warga juga diimbau untuk mengonsumsi lebih banyak air putih. Dengan demikian, kelembapan tubuh tetap terjaga. Bulan lalu, NOAA merilis data bahwa pergeseran suhu terus meningkat selama 30 tahun terakhir. Kenaikannya berkisar 1,5 derajat Fahrenheit. “Iklim pada tahun 2000-an sekitar 1,5 Fahrenheit lebih hangat dibandingkan 1970-an,” ujar Thomas Karl, direktur Pusat Data Iklim Nasional pada NOAA. Dari data tersebut, NOAA lantas memprediksi perubahan iklim di AS. (AP/AFP/hep/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: