Forum Lalu Lintas Tolak Kartini 1 Arah
KEJAKSAN– Keinginan Pemerintah Kota Cirebon terhadap Jl Kartini agar satu arah, ditentang Anggota Forum Lalu Lintas, M Rafi SE. Saat rapat dengan berbagai pihak terkait yang tergabung dalam forum itu, Rafi menegaskan agar Jalan Kartini tetap dua arah. Sebab, kemacetan di jalan itu bukan karena dua arah. Beberapa waktu lalu Wali Kota Drs H Ano Sutrisno MM meminta agar Dishubinkom Kota Cirebon bersama instansi terkait melakukan kajian terhadap Jl Kartini. Walikota Ano meminta jalan protokol tersebut diubah menjadi satu arah. Langkah tersebut sudah mendapatkan respons dari dishubinkom melalui kajian yang dilakukan. Di mana, Jl Kartini memungkinkan satu arah. Namun, anggota forum lalu lintas tidak sependapat dengan hasil kajian Dishubinkom itu. “Jalan Kartini tidak usah satu arah. Tetap dua arah tapi rekayasa lalu lintas diubah,” ujar Rafi. Rafi memberikan rekomendasi agar kendaraan dari arah Jl Kartini yang akan menuju Jl Tuparev, tidak boleh langsung, tapi dibelokan terlebih dahulu ke arah Jl Cipto MK. Sebelum CSB Mall, putaran arah mereka diperbolehkan menuju Jl Tuparev. Kemacetan terjadi, kata dia, karena kendaraan yang berhenti di lampu merah depan kantor bank BRI. “Saya sudah sampaikan dalam rapat. Ini masih dibahas bersama,” tukasnya. Jika Jl Kartini satu arah, Rafi menilai justru akan menimbulkan kemacetan baru. Seperti diketahui, Jl Kartini pasti mengalami kemacetan pada jam tertentu. Terutama saat berangkat kantor dan sekolah serta jam pulang. Termasuk pula saat jam makan siang. Karena itu, Jalan Kartini akan diubah menjadi satu arah. Hingga saat ini, jalan protokol tersebut masih menggunakan dua lajur arah yang saling berhadapan. Kemacetan di Kota Cirebon semakin meningkat. Terutama di jalan protokol seperti Jl Kartini dan Jl Cipto MK. Atas kondisi demikian, Wali Kota Cirebon Drs H Ano Sutrisno MM mengajukan usulan agar Jl Kartini diubah menjadi satu arah. “Macetnya sudah luar biasa. Ini seperti kota besar. Jl Kartini satu arah saja, saya yakin itu dapat mengurangi kemacetan,” ujarnya, pekan lalu. Kota Cirebon tumbuh dan berkembang sebagai kota perdagangan dan jasa. Karena itu, Ano memaklumi dan menyadari tingkat pertumbuhan arus lalu lintas kendaraan yang semakin meningkat. Terlebih, walaupun secara data kependudukan jumlah penduduk di Kota Cirebon hanya sekitar 340 ribu, namun, faktanya saat pagi hingga sore hari masyarakat yang beraktivitas di Kota Cirebon mencapai 2 juta orang. “Mereka membawa motor dan mobil. Kemacetan tidak dapat terhindarkan di jalan protokol khususnya,” tukas Ano. Usulan Jl Kartini dijadikan satu arah tidak harus menjadi kebijakan pasti. Ano mempersilakan untuk membahasnya dalam forum transportasi melalui Dishubinkom Kota Cirebon. menurutnya, dengan Jl Kartini satu jalur akan memudahkan arus kendaraan dan tidak bertumpuk. Namun, efek lainnya pasti ada akibat kebijakan itu nantinya. Karena itu, dia mempersilakan untuk dibahas dan dikaji secara komprehensif. Kepala Dishubinkom Taufan Barata SSos menerangkan, usulan wali kota selaras dengan kajian yang dilakukan Dishubinkom terhadap Jl Kartini dan jalan protokol lainnya. Hasil kajian tersebut akan disampaikan kepada forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Kota Cirebon yang terdiri dari berbagai unsur. “Kajian sudah dilakukan. Hasilnya, bila Jl Kartini satu arah, harus ada langkah antisipasi agar tidak berdesakan,” ucapnya. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: