Cari Lawan Ringan

Cari Lawan Ringan

RIO DE JANEIRO - Prancis sebetulnya sudah menapakkan satu kakinya ke babak 16 besar Piala Dunia 2014. Dua kemenangan dan delapan gol yang digelontorkan selama babak penyisihan Grup E, memantapkan posisi anak asuh Didier Deschamps tersebut di puncak klasemen. Namun, misi Les Bleus -julukan Timnas Prancis- di fase grup belum tuntas. Mereka masih menjalani laga pemungkas melawan Ekuador di Estadio do Marana dini hari nanti (tayangan langsung AnTV pukul 02.00 WIB). Prancis tetap akan tampil ngotot, demi strategi mencari lawan ringan di babak 16 besar. Ya, jika posisi juara grup gagal dipertahankan, tim Ayam Jantan -julukan lain Timnas Prancis- harus siap bertemu lawan berat di babak 16 besar. Mereka bakal bentrok melawan Argentina yang sudah memastikan lolos, dan malam nanti hanya butuh hasil seri melawan Nigeria untuk memastikan statusnya sebagai juara Grup F. Beban Deschamps dan pasukannya di laga dini hari nanti memang lebih ringan. Jika Ekuador harus memforsir kemenangan untuk bisa lolos, Prancis cukup bermain imbang untuk memastikan status sebagai juara grup. Deschamps sendiri sudah menegaskan kalau timnya bakal fight di laga terakhir Grup E. Sebab, sejak 1998, Prancis tak pernah mampu menjaga catatan sempurna alias selalu menang di fase grup. Tapi, sejumlah media menilai, Prancis akan sulit mengulangi penampilan garang yang mereka pertontonkan di dua laga awal. Pasalnya, Deschamps akan melakukan perombakan komposisi pemain. Ini dilakukan menyusul cedera yang diderita beberapa pemain, terutama yang menghuni lini pertahanan. L’Equipe melaporkan, pemain-pemain seperti Laurent Koscielny, Lucas Digne, Morgan Schneiderlin, Paul Pogba dan Antoine Griezmann akan didorong menjadi starting line up. Sementara Eliaquim Mangala disiapkan untuk mengantisipasi jika bek Mamadou Sakho belum pulih dari cedera paha. Lini pertahanan menjadi sektor yang paling banyak berubah dalam pertandingan ketiga di Grup E kali ini. Sementara, untuk lini penyerangan tetap akan menunggu ledakan yang mungkin disiapkan oleh Olivier Giroud. Bedanya, untuk laga kali ini, Giroud mungkin tidak akan didampingi Karim Benzema dan Mathieu Valbuena. Hanya, keberhasilannya membuat delapan gol dalam dua laga ini bisa dianggap sebagai momentum bagus. Garangnya serangan harus tetap dipertahankan. \"Kami ingin tetap memenangkan pertandingan ini, dan menjaga kekuatan positif kami untuk menyiapkan apa yang akan hadir di laga berikutnya,\" koar bek tengah Prancis, Mathieu Debuchy seperti yang dilansir di AFP. Target tiga angka atas Ekuador diyakini tidak akan sulit dibukukan Prancis. Berkaca dari rekor pertemuannya, Prancis masih punya keunggulan ketimbang Ekuador. Keduanya pernah bersua dalam sebuah laga persahabatan di Grenoble, lima tahun silam. Selain itu, dari catatan perjalanannya, Prancis lebih superior. Termasuk laga sebelum Piala Dunia, Prancis belum terkalahkan sejak November 2013 silam. Bandingkan dengan bagaimana performa skuad asuhan Reinaldo Rueda. Finis di urutan keempat babak kualifikasi zona Amerika Latin, Ekuador malah kesulitan dalam memenangi pertandingan. Termasuk kemenangan atas Honduras di Curitiba lalu, Ekuador hanya membukukan tiga dari 10 pertandingannya. Rekor yang membuat semua orang mengunggulkan Prancis yang menjadi pemenang laga kali ini. Akan tetapi, Deschamps tidak mau terlalu besar kepala dengan keunggulan anak asuhnya. Sebaliknya, dia mewaspadai adanya kejutan yang bisa saja diberikan oleh negara dengan peringkat 26 FIFA tersebut. Pelatih berusia 45 tahun itu berkaca dari beberapa kejutan yang terjadi sepanjang Piala Dunia kali ini. Termasuk bagaimana superiornya negara-negara non-unggulan seperti Kosta Rika. Seperti yang dikutip di Goal, mantan pelatih Juventus dan Olympique de Marseille itu meminta pemainnya tidak terlalu konfiden dengan kemenangan atas Ekuador. \"Siapa yang pernah berpikir tim seperti Kosta Rika mengemas enam poin, apakah mereka diunggulkan? Tidak sama sekali,\" tuturnya. Kemenangan yang dibukukan Ekuador pada laga sebelumnya dianggap bisa menjadi motivasi bagi tim lawan. Antonio Valencia jelas tidak mau kehilangan kesempatan untuk bermain di babak 16 Besar. Apalagi jika Swiss mengalahkan Honduras, maka mereka harus angkat koper dari Brasil. Menurut Deschamps, semua negara termasuk Ekuador, menunjukkan performa yang terus meningkat sejak laga perdana fase grup. \"Saya melihat, semua negara yang bertanding di Piala Dunia ini sudah mulai bermain dengan bagus di Brasil. Bukan hanya kami,\" imbuhnya. Melihat performa Prancis selama fase grup ini akan berbanding terbalik dengan Ekuador. Tim ini malah baru berhasil menang lewat serangan coming from behind atas negara seperti Honduras. Itu pun dengan skor tipis 2-1. Sebelumnya, pada laga pembuka, mereka malah harus kecolongan setelah ditumbangkan Swiss dengan skor yang sama. Tidak diuntungkan dari bekal performanya, Rueda tetap tidak gentar. Sebaliknya, Rueda tetap mengobarkan semangat pantang menyerah kepada pemainnya. \"Pertandingan ini memang akan jadi tersulit bagi kami. Tapi, dengan seperti itu, tim kami malah lebih termotivasi,\" koarnya kepada EFE. Salah satu gelandang Prancis, Christian Noboa, mengakui bahwa performa serangan tim Ayam Jantan tidak bisa mereka saingi. Delapan gol di fase grup Piala Dunia bukan rekor sembarangan. \"Mencetak satu gol pun di Piala Dunia itu sangat sulit. Untuk tahu bagaimana performa Prancis, lihatlah bagaimana delapan gol yang mereka buat,\" pungkasnya. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: